Jakarta. Indonesia menyerukan kawasan Asia-Pasifik untuk memperkuat kemitraan dalam pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah – atau UMKM – serta memerangi krisis iklim secara berkelanjutan.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan perlunya kerja sama tersebut pada KTT Asia Pacific Business Advisory Council (APEC) Kamis lalu.
“Pada Forum Inklusi dan Keberlanjutan, Presiden meminta negara-negara Asia Pasifik untuk memperkuat kemitraan pada dua isu penting,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny J. Plait dalam keterangan tertulis, Minggu.
Pertama, mendorong pemulihan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM secara komprehensif. Kedua, mengelola dampak perubahan iklim secara berkelanjutan.”
Johnny menambahkan, kembalinya UMKM terbukti membawa berkah bagi perekonomian Indonesia dan pemberdayaan masyarakat. Kerja sama multilateral juga penting ketika menangani perubahan iklim untuk memastikan bahwa penanganannya sejalan dengan pembangunan sosial dan ekonomi.
Pemberdayaan UMKM secara Menyeluruh
Pemberdayaan UMKM sangat penting untuk mencapai pemulihan ekonomi yang inklusif.
Sektor UMKM tidak hanya berfungsi sebagai jaring pengaman bagi masyarakat berpenghasilan rendah, tetapi juga menyerap tenaga kerja secara signifikan.
Pada 2019, UMKM menyumbang sekitar 52 persen dari PDB di kawasan Asia Pasifik, dan menyerap sekitar 50 persen tenaga kerja.
Usaha mikro, kecil dan menengah juga memainkan peran penting dalam menyediakan kesempatan kerja yang inklusif dan mempromosikan pemberdayaan perempuan di Indonesia. Pemerintah melaporkan bahwa perempuan mewakili 64 persen dari sektor UMKM negara.
“Kami juga menyadari bagaimana UMKM menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Untuk itu pemerintah sangat mendukung, baik itu dalam bentuk program, kebijakan, pembiayaan maupun bantuan untuk membantu UMKM pulih dari pandemi” .
Dalam forum tersebut, Presiden Jokowi mengatakan inklusi keuangan juga menjadi prioritas.
Indonesia telah memberikan pinjaman lunak dan bantuan lebih dari $4 miliar kepada 17,8 juta usaha mikro, kecil dan menengah yang terkena dampak pandemi dan usaha kecil perorangan pada tahun 2021.
Pemerintah meningkatkan upaya transformasi digital usaha mikro, kecil dan menengah di tengah pandemi. Saat ini terdapat sekitar 8,4 juta UMKM di Indonesia dalam ekosistem digital. Dari jumlah tersebut, 54 persen adalah bisnis milik perempuan.
Digitalisasi UMKM di kawasan Asia Pasifik dipastikan akan semakin cepat – jika dipadukan dengan pembangunan infrastruktur digital, perluasan konektivitas digital yang inklusif, dan penguatan literasi digital sektor tersebut.
pengelolaan perubahan iklim yang berkelanjutan
“Presiden menyoroti bagaimana menyikapi perubahan iklim harus selaras dengan pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat, dengan harapan dapat mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” kata Johnny.
Melestarikan hutan dan laut, serta mengkonversi energi terbarukan harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelas bawah. Menurut Johnny, transisi menuju ekonomi rendah karbon juga harus dilakukan secara adil dan kolaboratif.
Pembiayaan dan transfer teknologi hijau juga penting dalam mendukung aksi iklim di negara berkembang.
Berinvestasi dalam industri hijau dan berkelanjutan adalah salah satu prioritas utama Indonesia. Proyek prioritas di Indonesia antara lain pengembangan kawasan industri hijau, rantai pasokan baterai dan kendaraan listrik, serta perdagangan karbon.
Menurut Johnny, Presiden mendorong investor dan perusahaan untuk memperkuat ikatan dan memanfaatkan potensi besar Indonesia.
Indonesia memiliki potensi yang melimpah baik sumber daya alam maupun tenaga kerja. Dan melalui pemanfaatan yang strategis dan bijaksana akan memberikan manfaat yang optimal bagi bangsa kita dan penduduk dunia dengan mengutamakan lingkungan dan kelestariannya.
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian