Divya Kariza (The Jakarta Post)
Jakarta ●
Jumat 28 Oktober 2022
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah memperpanjang kontrak pasokan gas ke Singapura selama lima tahun sejak awal berakhir pada 2023.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arefin Tasrif mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah akan terus memasok gas ke negara debitur hingga 2028, dengan mempertimbangkan pasokan dan permintaan lokal.
Ia menambahkan, volume ekspor dengan perpanjangan kontrak akan lebih rendah dari sebelumnya dengan mengutamakan permintaan domestik.
“[Indonesia] masih punya [adequate] Cadangan gas, jadi kami perluas [gas exports to Singapore] untuk lima tahun ke depan. “Kita perlu saling membantu,” katanya, Jumat.
Baca juga: Dewan Energi mempertimbangkan peninjauan larangan ekspor gas 2036
Kepala Satuan Kerja Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menjelaskan, penurunan volume ekspor gas disebabkan meningkatnya permintaan dari industri pupuk dalam negeri.
Dia memperkirakan pengurangan 30-40 persen dari kontrak gas sebelumnya.
“Kami mengharapkannya [gas] Juga pada hari Jumat, Dwi mengatakan harga akan naik karena permintaan yang lebih tinggi. Dia menambahkan bahwa pemerintah belum menandatangani perpanjangan kontrak lima tahun, tetapi diharapkan untuk menandatanganinya pada November.
Pada tahun 2020, Menteri ESDM mengumumkan rencana penghentian pasokan gas ke negara debitur dengan harapan dapat menciptakan nilai tambah gas bumi negara dan mengurangi defisit perdagangan.
Ekspor gas Indonesia ke Singapura berasal dari beberapa sumber, antara lain dari Blok Corridor yang dioperasikan oleh ConocoPhillips (Grissik) Ltd. dan Repsol Talisman Corridor Ltd. dan Pertamina untuk sektor hulu minyak Koridor Pertamina Hulu Energi yang memiliki pasokan 300 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).
Konsumsi gas alam Singapura pada tahun 2020 adalah sekitar 1,22 miliar kaki kubik per hari (bcfd), menurut tinjauan statistik British Petroleum (BP) 2021.
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian