Sungguh suatu kehormatan dan hak istimewa bagi saya untuk mengadakan pertemuan panggilan kelompok kerja terakhir hari ini, terutama bagi semua anggota untuk berbagi pemikiran dan ide cemerlang mereka dan mendedikasikan diri mereka untuk tujuan solusi pembiayaan bersama.
Jakarta (ANTARA) – Working Group Energy, Sustainability and Climate (TF ESC) B20 Indonesia telah menyusun rekomendasi dan aksi kebijakan pada periode ke-5.Pertemuan yang nyaris mengundang itu terjadi pada 21 Juni 2022.
Menurut Agung Vikaxono, wakil ketua kelompok kerja, pertemuan tersebut merupakan puncak dari rancangan kebijakan yang telah dibahas dan dikembangkan selama lima bulan terakhir.
“Ini benar-benar suatu kehormatan dan hak istimewa bagi saya untuk mengadakan pertemuan kelompok kerja terakhir hari ini, terutama bagi semua anggota untuk berbagi ide dan ide cemerlang mereka, dan untuk mendedikasikan diri mereka untuk tujuan solusi pembiayaan bersama global. Keberlanjutan Energi dan Perubahan Iklim Isu,” kata Wixono dalam keterangannya, Rabu.
Pada hari yang sama, dalam acara sampingan di Roma, Italia, Vikaxono mengatakan kelompok kerja Indonesia telah bekerja sama secara erat dan merupakan komponen kunci dari rekomendasi kebijakan, termasuk mempromosikan kerja sama global.
Berita Terkait: Indonesia berencana untuk menempatkan enam juta sepeda motor listrik di jalan pada tahun 2025
“Saya berharap kelompok kerja kita di B20 ini menjadi salah satu yang paling dinanti dan menggairahkan karena hingga saat ini, kami telah menerima lebih dari 670 komentar dan masukan dari seluruh penjuru. Bukan tugas yang mudah untuk memasukkan semua perspektif dan ide yang berharga ke dalam rancangan kebijakan, ” kata Vikasono.
Draf kelima merupakan hasil keputusan yang alot untuk menampung dan mengintegrasikan gagasan, tetapi tidak terlalu komprehensif dan kompleks sehingga dapat memenuhi rekomendasi.
“Selanjutnya, setelah diskusi dan pertemuan terakhir, kami telah memasukkan pemantauan dan draft akhir kebijakan KPI dan SDGs. Namun, kami ingin menginformasikan bahwa draf kelima ini tidak boleh diubah secara signifikan,” kata Vikaxono.
Oki Muraza, manajer kebijakan Indonesia untuk TF ESC B20, membuat tiga rekomendasi kebijakan terakhir, yang melibatkan peningkatan kerja sama global dalam mempercepat transisi ke penggunaan energi berkelanjutan dengan mengurangi intensitas penggunaan energi karbon dalam berbagai cara.
“Fitur utama dari rekomendasi ini adalah efisiensi energi, pembangkit listrik berbahan bakar batubara, pengurangan emisi dari sektor-sektor yang sulit diturunkan, kemudahan pembiayaan ke negara berkembang dan teknologi pendeteksi iklim,” jelas Murasa.
Berita Terkait: Sesi ETWG ke-2 menekankan akses energi, kemitraan, dan keterjangkauan
Rekomendasi kedua adalah meningkatkan kerja sama global untuk memastikan transisi yang adil, teratur, dan terjangkau menuju penggunaan energi berkelanjutan di semua negara maju dan berkembang.
“Melaksanakan pergeseran sistematis sumber energi primer, partisipasi UMKM dalam transfer energi, persiapan pergantian staf dan penerapan praktik pertambangan berkelanjutan,” ujarnya.
Rekomendasi ketiga adalah tentang peningkatan kerjasama global dalam meningkatkan akses ke konsumen dan kemampuan untuk memanfaatkan energi modern bersih.
“Solusi energi yang terintegrasi perlu kita kembangkan agar akses energi bersih dapat menjangkau tingkat rumah tangga dan UMKM serta melakukan transisi energi yang lebih luas,” pungkas Oki.
Berita Terkait: Kepresidenan RI G20 memprioritaskan rencana kebangkitan ekonomi
Berita Terkait: Djokovic ajak negara-negara G7 berinvestasi energi bersih di Indonesia
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi