Jakarta (Antara) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Sabtu, mengatakan Indonesia mengharapkan lebih banyak dukungan internasional untuk membantu negara berkembang mengembangkan ketahanan finansial, energi, dan pangan.
“Sebagai ketua ASEAN tahun ini, Indonesia yang merupakan ekonomi terbesar di ASEAN dengan salah satu pertumbuhan tercepat di dunia mendorong Indonesia untuk lebih banyak memberikan bantuan internasional yang terfokus pada negara-negara berkembang yang rentan,” ujarnya.
Dalam pertemuan ketiga di tingkat Kepala Negara dan Pemerintahan GCRG (Global Crisis Response Group) Champion Group on Food, Energy and Finance, dijelaskan bahwa Least Developed Countries (LDCs) memiliki tingkat pinjaman delapan kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju.
Hal ini berdasarkan laporan yang disampaikan oleh PBB.
Beban keuangan ini menghambat kemampuan negara-negara berkembang untuk membiayai investasi vital, kesinambungan utang, dan kemajuan menuju pembangunan berkelanjutan.
Dia menekankan pentingnya dedikasi semua negara terhadap komitmen yang dibuat berdasarkan Kerangka Kerja Bersama untuk Pemulihan Utang setelah DSSI (Debt Service Suspension Initiative).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres, mencatat separuh dunia saat ini terperosok dalam bencana pembangunan yang disebabkan oleh krisis utang.
Dia menjelaskan bahwa sekitar 3,3 miliar orang, atau hampir setengah dari populasi dunia, tinggal di negara-negara yang menghabiskan lebih banyak uang untuk membayar utang bunga daripada pendidikan atau kesehatan.
Pertemuan tersebut dipimpin oleh Guterres dan dihadiri oleh GCRG Champions dari berbagai negara.
Selain berbagi pengalaman tentang strategi menghadapi kerentanan utang, masing-masing GCRG Champions juga membentuk respons global terintegrasi yang luas, memobilisasi tindakan terkoordinasi untuk mengatasi ketahanan pangan, energi, dan transisi keuangan, dengan fokus pada pengurangan utang.
Berita terkait: Sekitar 1,2 miliar orang berisiko terkena tiga krisis global: GCRG
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian