POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia mendukung dekarbonisasi, bahan bakar rendah karbon untuk pengiriman

Indonesia mendukung dekarbonisasi, bahan bakar rendah karbon untuk pengiriman

JAKARTA (Antara) – Pemerintah Indonesia mendukung dekarbonisasi pelabuhan dan bahan bakar rendah karbon untuk pengiriman mulai 2036 dengan campuran e-amonia, hidrogen, dan biofuel, menurut Direktur Pelayaran Kementerian Perhubungan Arif Tuha saat side event G20: International Decarbonization Konferensi Perkapalan di Indonesia.

Dia mengatakan dalam keterangannya, Sabtu, bahwa Kementerian Perhubungan terus meningkatkan pengembangan sektor transportasi laut yang kompetitif dalam rencana induk nasional (RIPN) pelabuhan.

G20 adalah kelompok kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa. Indonesia memegang kepresidenan kelompok tahun ini dan akan menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali pada bulan November tahun ini.

Berita Terkait: Indonesia menaikkan target emisi gas rumah kaca

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017, saat ini terdapat 636 pelabuhan yang digunakan untuk pelayanan angkutan laut, 57 stasiun yang merupakan bagian dari pelabuhan, dan 1.322 skema lokasi pelabuhan.

Sekitar 1.242 pelabuhan di Indonesia secara aktif berupaya mendorong peningkatan ekonomi yang berkelanjutan.

Langkah-langkah wajib untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari pelayaran internasional telah dilakukan sejak 1 Januari 2013.

Ini termasuk memiliki semua kapal baru lebih dari 400 ton yang akan dirancang untuk mencapai Indeks Desain Efisiensi Energi (EEDI) di bawah standar.

Selanjutnya, semua kapal wajib membawa dan menerapkan Ships Energy Efficiency Management Plan (SEEMP) dengan menggunakan Energy Efficiency Operation Index (EEOI) sebagai alat monitoring dan benchmark.

Berita Terkait: Kementerian: Rencana multi-bisnis tidak akan berdampak negatif pada hutan

Menurut Strategi Gas Rumah Kaca 2018 awal IMO, tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca adalah 40 persen pada tahun 2030 dan 70 persen pada tahun 2050, Tuha menjelaskan.

Selanjutnya, Organisasi Maritim Internasional (IMO) mengadopsi tujuan utama pengurangan emisi gas rumah kaca dan menetapkan visi yang mendukung komitmen IMO untuk mengurangi dan menghapus emisi dari pelayaran internasional.

Setengah dari negara-negara di dunia telah menyatakan nol emisi pada tahun 2050, tetapi Indonesia, Rusia, Cina, Arab Saudi, Ukraina, Sri Lanka, Nigeria dan Bahrain telah menetapkan emisi nol bersih pada tahun 2060.

Upaya yang dilakukan Subsektor Angkutan Laut untuk mencapai tujuan tersebut antara lain penggunaan sel surya SBNP dan mengefisienkan pengelolaan operasi pelabuhan dengan fasilitas pasokan listrik darat di 21 pelabuhan.

Upaya lainnya antara lain modernisasi kapal biofuel, konservasi energi di kapal dan pelabuhan, serta pengembangan ecoport melalui pemanfaatan energi terbarukan di pelabuhan, seperti pembangkit listrik tenaga surya.

Apalagi Indonesia memiliki kerjasama aktif dengan negara lain dengan dukungan Program Kerjasama Teknis IMO yang mencakup Blue Solution yang bertujuan untuk mengurangi emisi rumah kaca melalui teknologi, katanya.

Berita Terkait: Indonesia menaikkan target emisi gas rumah kaca

Berita Terkait: Kementerian bertujuan untuk mengurangi emisi gas sebesar 231,2 juta ton pada tahun 2025