FOTO FILE: Paket minyak goreng sawit dipajang di stan di sebuah pasar di Jakarta, Indonesia, Minggu, 17 April 2022. Indonesia mengumumkan Kamis, 19 Mei 2022. AP
Presiden Joko Widodo mengatakan ekspor akan dilanjutkan pada Senin.
Indonesia dan Malaysia adalah pengekspor minyak sawit terbesar di dunia, yang memainkan peran penting dalam perekonomian mereka. Mereka menyumbang 85% dari produksi minyak sawit global.
Tekanan pada pasokan global minyak goreng telah meningkat karena perang di Ukraina, yang menyumbang hampir setengah dari minyak bunga matahari dunia serta 25% dari Rusia.
Harga minyak sawit naik 200% atau lebih tinggi setelah Indonesia melarang ekspor minyak goreng dan bahan baku untuk mengurangi kelangkaan domestik dan menurunkan harga tinggi.
Widodo mengatakan pada konferensi pers bahwa pemerintahnya berencana untuk mencabut larangan jika harga minyak goreng curah mencapai 14.000 rupee ($ 0,96) per liter. Dia mengatakan dia belum mencapai target tetapi memperkirakan akan menurun lebih lanjut dalam beberapa minggu ke depan karena lebih banyak minyak sawit tersedia.
“Berdasarkan pasokan dan harga minyak goreng saat ini, dan mengingat ada 17 juta pekerja di industri kelapa sawit, petani yang bekerja, dan staf pendukung lainnya, saya memutuskan untuk membuka kembali ekspor minyak goreng pada Senin, 23 Mei,” kata Widodo.
Dia mengatakan, kebutuhan minyak goreng curah nasional sekitar 194.000 ton per bulan. Sebelum larangan ekspor, pasokan mencapai 64.500 ton, dan sejak itu meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi lebih dari 211.000 ton per bulan.
Dia mengatakan lembaga penegak hukum sedang menyelidiki tuduhan penyalahgunaan dan penipuan dalam distribusi dan produksi minyak goreng.
tautan pendek:
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Kementerian: Kerja sama dan inovasi menjadi kunci pengembangan industri game
Indonesia mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan iklim pada G20 di Brazil
Abindo Ungkap Alasan Stabilitas Perekonomian Indonesia di 5%