Bank sentral Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kesempatan kerja terkait dengan kegiatan tanggung jawab lingkungan.
Rahmat Dewi Saputra, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, mengemukakan bahwa investasi hijau dapat menciptakan lapangan kerja baru hingga tujuh hingga sepuluh kali lipat dibandingkan investasi tradisional.
dalam webinar, Ekonomi hijau sebagai jalur utama menuju pembangunan berkelanjutan di IndonesiaSaputra mengatakan, “Itu karena penerapan energi baru dan terbarukan, efisiensi energi, operasi daur ulang, dan kegiatan lain terkait tanggung jawab lingkungan yang lebih padat karya.”
Dia mengatakan investasi hijau diperlukan untuk mengelola perubahan iklim, yang menyebabkan kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan kerugian $5,1 triliun di seluruh dunia. Dia memperingatkan bahwa kerugian akibat cuaca buruk diperkirakan akan mencapai 18% dari PDB global pada tahun 2050 jika tidak ada upaya mitigasi.
Baca: Transisi hijau mendapatkan momentum dengan bisnis dan karyawan
Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga lebih rentan terhadap berbagai bencana alam akibat perubahan iklim yang telah menyebabkan kerugian total hingga 100 triliun rupiah (US$6,3 miliar) setiap tahunnya, kata pejabat tersebut. Dia mencatat bahwa jumlahnya diperkirakan akan meningkat menjadi 40% dari PDB Indonesia pada tahun 2048. Oleh karena itu, BI bekerja sama dengan pemerintah provinsi Jawa Tengah untuk menarik lebih banyak investasi hijau, lapornya. Antara.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian