Melalui pengaturan ini, internet berkecepatan tinggi akan disediakan (oleh pemerintah).
Jakarta (Antara) – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengidentifikasi lima alasan penting mengapa Indonesia harus beralih ke penyiaran televisi terestrial digital, kata staf khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rosarita Nikken Widastuti.
“2 November (2022) merupakan awal dari implementasi Analog Shutdown (ASO), sebagaimana diamanatkan oleh UU Cipta Kerja,” ujarnya saat webinar bertajuk “ASO Dissemination and Set-Top Box (STB) Assistance Handover (STB) ) Upacara.” Bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Panitia I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)” pada Senin.
Alasan nomor satu Indonesia beralih ke penyiaran digital adalah untuk menyediakan siaran berkualitas tinggi kepada publik.
Siaran digital memberikan gambar dan suara yang lebih bersih dan jernih dibandingkan dengan siaran analog.
Namun, dalam siaran digital tidak ada siaran sama sekali jika penerima tidak mendapatkan sinyal dari menara pemancar tidak seperti siaran analog, di mana mungkin ada gangguan gambar atau suara ketika sinyal tidak optimal.
Alasan kedua adalah efisiensi dalam penggunaan spektrum frekuensi. Sementara saluran analog menggunakan seluruh pita pada frekuensi radio 700 megahertz (MHz), pita frekuensi tunggal dapat digunakan oleh 6 hingga 12 saluran dalam siaran digital.
Berita Terkait: Implementasi analog shutdown berdasarkan kesiapan wilayah: Kementerian
Selanjutnya, efisiensi ini memberikan keuntungan digital pada spektrum frekuensi radio. Ketika transisi ke penyiaran digital selesai, Indonesia akan memiliki dividen digital 112MHz pada setiap spektrum.
Pemerintah berencana menggunakan dividen digital untuk meningkatkan distribusi standar akses internet di berbagai daerah di Indonesia.
“Melalui pengaturan ini, internet berkecepatan tinggi akan disediakan (oleh pemerintah),” kata Widastuti.
Alasan keempat, digitalisasi penyiaran juga akan mendorong perkembangan ekonomi digital.
Sebuah studi oleh kementerian dan Boston Consulting Group memperkirakan bahwa 200.000 pekerjaan akan diciptakan karena digitalisasi.
Industri penyiaran juga diharapkan tumbuh pesat berkat ASO.
Dengan penyiaran digital, biaya pendirian stasiun televisi akan lebih murah dibandingkan dengan penyiaran analog yang berbiaya tinggi karena memerlukan pembangunan menara transmisi.
Sedangkan alasan kelima adalah untuk mencegah konflik dengan negara tetangga akibat gangguan spektrum frekuensi di wilayah perbatasan.
Berita Terkait: Kementerian sedang mempersiapkan sistem penyiaran digital untuk 113 tempat kosong
Berita Terkait: Indonesia akan mengikuti jejak Jepang dalam penutupan analog: Billboard
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian