JAKARTA (ANTARA) – Kepala Pusat Digital, Usaha Kecil dan Menengah INDEF, Aisyah Magfroha merekomendasikan penerapan beberapa strategi bagi pemerintah untuk mendorong ekonomi digital di Indonesia ke depan.
“Pertama, pemerintah harus memprioritaskan pembangunan infrastruktur digital di daerah terpencil,” ujarnya di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan, pemerintah juga harus memberikan pelatihan dan dukungan kepada warga di wilayah tersebut agar mereka dapat memanfaatkan teknologi digital.
Kedua, Magfroha mengatakan pemerintah harus berupaya meningkatkan literasi digital pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
UMKM ini dapat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan daya saingnya serta mendorong formalitas dan legitimasi bagi UMKM sehingga dapat memperoleh pembiayaan dan insentif dari pemerintah.
Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan kerja sama antar pemangku kepentingan untuk membangun ekosistem yang mendukung ekonomi digital dan menciptakan peraturan yang mendukung persaingan usaha yang sehat.
“Dengan berbagai strategi tersebut, ekonomi digital Indonesia diharapkan dapat terus tumbuh dan menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
Ekonomi digital Indonesia akan melambat pada tahun 2023. Pada tahun tersebut, Google, Temasek, dan Bain & Company memperkirakan total nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$82 miliar, naik dari tahun 2022, meskipun turun dari tahun 2021 hingga 2022.
Mgfiroha menjelaskan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain ketidakpastian perekonomian global, penurunan pendanaan startup, dan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Ketidakpastian perekonomian global disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain perang Rusia-Ukraina, tingginya tingkat inflasi, dan resesi ekonomi global.
Ia mengatakan penurunan pendanaan startup merupakan permasalahan lain yang menghambat ekspansi ekonomi digital di Indonesia. Investasi pada startup di Indonesia pada tahun 2023 akan lebih rendah sekitar 87 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Penurunan pembiayaan disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk perubahan kebiasaan pembelian seiring kembalinya masyarakat ke konsumsi offline dan risiko investasi yang lebih tinggi di tengah ketidakstabilan ekonomi global,” kata Magfroha.
Ia mencatat, kesenjangan digital masih menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan akses terhadap infrastruktur digital antara wilayah perkotaan dan perdesaan.
“Ketimpangan digital ini harus diatasi agar pertumbuhan ekonomi digital Indonesia bisa lebih merata,” ujarnya.
Berita terkait: Pemilu satu putaran lebih baik untuk sektor moneter: ekonom
Berita terkait: Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,8 persen pada tahun 2024: INDEF
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia