TEMPO.CO, Jakarta – Reza Proto Azmoro, Juru Bicara Gugus Tugas 19 Pemerintah RI, mengklarifikasi banyaknya hoaks terkait infeksi virus corona dan vaksinasi yang berkembang di masyarakat. Dalam pidatonya pada Jumat malam, 27 Agustus, Raisa mengatakan bahwa salah satu laporan palsu adalah bahwa ia telah disuntikkan ke dalam tubuh manusia dengan vaksin CVT-19.
“Mitos ini banyak berkembang karena masih banyak yang belum paham apa yang ada di dalam vaksin. Padahal, vaksin itu dibuat oleh Amerika Serikat, Eropa, dan China. [vaccines]Semuanya memiliki standar internasional yang sama,” ujarnya.
Berikut daftar hoax dan mitos terkait penyakit virus corona:
1. Chip dalam vaksin Govit-19
Reza menjelaskan, vaksin hanya mengandung komponen virus dan zat yang membuat vaksin bertahan lebih lama di dalam tubuh. Tidak ada chip di dalamnya.
2. Merokok mengatasi Pemerintah-19
Raisa mengatakan merokok akan memperburuk kondisi tubuh bahkan perokok akan tertular virus corona. Ini berpotensi mengirim tetesan ke area sekitarnya, terutama di ruangan dengan sirkulasi yang buruk.
3. Kekebalan anak terhadap virus corona
Raisa mengatakan jumlah anak yang meninggal karena penyakit Pemerintah-19 cukup tinggi di Indonesia.
“Jangan salah, kita harus sedih karena angka kematian bayi akibat penyakit Pemerintah-19 di Indonesia cukup tinggi dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam merawat anak-anak kita dan mengajari mereka langkah-langkah kesehatan, “jelasnya.
4. Vaksin Covit-19 mengubah protokol kesehatan
Reza menyayangkan informasi yang mengatakan bahwa Anda dapat mengabaikan protokol kesehatan untuk mencegah Pemerintah-19 setelah Anda divaksinasi. Dia menjelaskan, orang salah paham tentang vaksin karena tidak bisa mengubah tubuh dari penyakit menjadi kekebalan 100 persen. Vaksinasi bukan hanya tentang menerapkan kontrol kesehatan, tetapi juga tentang menjadi bagian dari upaya melindungi tubuh dari bahaya.
5. Menelan minyak kayu putih dapat menyembuhkan seseorang dari Govit-19
Reza mengatakan, mengonsumsi minyak zaitun dapat merusak tubuh dan berpotensi menimbulkan penyakit baru.
6. Orang yang selamat dari Covid-19 memiliki kekebalan yang optimal
Terakhir, Raisa mengomentari mitos bahwa orang yang terinfeksi virus memiliki kekebalan yang lebih baik daripada mereka yang telah divaksinasi. Ia mengatakan, sistem imun yang berkembang di tubuh para penyintas Kovit mungkin berbeda satu sama lain.
“Mungkin lemah atau optimal. Tapi karena tingkat proteksinya diukur sesuai rekomendasi, sebenarnya lebih baik dari vaksin, jadi optimal,” kata Raisa Proto Asmoro. “Apalagi jika gejalanya lemah. Antibodinya tidak seoptimal yang diharapkan dan tidak akan bertahan selama vaksin.”
Melangkah: Kematian langsung vaksin Pemerintah-19 adalah tipuan, kata seorang pejabat pemerintah
Diantara
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi