Tempo.co., Jakarta – Gugus Tugas COVID-19 Nasional mendesak enam provinsi di Pulau Jawa untuk memperkuat penerapan pembatasan aksi publik tingkat mikro (PPKM mikro) Menyusul peningkatan kasus selama empat minggu terakhir.
“Sesuai arahan Presiden, para pimpinan pemerintahan daerah harus membiasakan diri melihat keadaan sebenarnya dengan mempelajari data di tingkat provinsi atau kabupaten atau kota, khususnya di pulau Jawa, sehingga tindakan pencegahan dapat segera dilakukan,” panel ahli Koordinator dan Juru Bicara Vick Adisham kepada PTI, Selasa.
Tuntutan ini terus meningkat dalam epidemi selama empat minggu terakhir, dengan enam provinsi di pulau Jawa menjadi kontributor terbesar untuk peningkatan kasus di Indonesia – Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta dan Ponton.
Adisasmito mendesak pemerintah daerah untuk menggunakan data tersebut sebagai dasar merumuskan kebijakan manipulasi COVID-19 agar kebijakan yang diberikan tepat sasaran dan dapat mengendalikan penyebaran infeksi.
Berdasarkan data yang dikumpulkan pada Minggu (20 Juni 2021), jumlah kasus tertinggi dilaporkan di enam provinsi, termasuk Jakarta, dan kasus naik 387 persen setelah 20.634 pasien dinyatakan positif virus.
Kasus di Jawa Barat meningkat 115 persen, dengan tambahan 8.382 kasus setiap hari, meningkat 105 persen di Jawa Tengah, dan 5.896 orang dinyatakan positif virus, sementara infeksi di Jawa Timur meningkat 174 persen menjadi 1.852 pasien.
Kasus di Yogakarta naik 197 persen dengan 2.583 kasus harian, sementara Ponten mengalami lonjakan 189 persen, dengan total 967 pasien tambahan yang terdaftar dalam satu hari.
Pertumbuhan ini telah menyebabkan peningkatan 92 persen kasus mingguan di Indonesia, secara nasional, selama empat minggu terakhir, ungkap Adisasmito.
“Ini lonjakan yang sangat tajam dan tidak bisa ditoleransi,” tegasnya.
Peningkatan kasus saat ini telah meningkatkan ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan COVID-19, kata Adisasmito.
“Lima rumah sakit di enam provinsi ini sudah mencapai 80 persen per Senin (21 Juni 2021). Jawa Timur sendiri yang terdaftar kurang dari 80 persen (fasilitas tempat tidur): 66,67 persen,” katanya.
Peningkatan kasus positif harus menjadi faktor kuat bagi pemerintah daerah untuk mengevaluasi kebijakan pengendalian epidemi mereka, katanya.
Untuk memastikan efektivitas kebijakan pengendalian khususnya PPKM mikro, seluruh komponen harus mengoptimalkan fungsi dan fungsinya sehingga dapat dicapai penanganan yang komprehensif, kata Adisasmito.
“Saat ini persentase posko yang dibangun di banyak provinsi di seluruh Indonesia dinilai rendah. Penting diingat bahwa efektivitas pelaksanaan PPKM mikro sangat bergantung pada pembangunan terakhir sebagai tempat integrasi di tingkat desa,” katanya.
Banyak desa yang tidak membuat posko dapat mengalami kendala dalam mengkoordinasikan penanganan COVID-19 di tingkat RT, sehingga tujuan PPKM mikro tidak akan tercapai, kata Adisasmito.
Oleh karena itu, Satgas harus menasihati para gubernur, terutama di enam provinsi, bupati, dan walikota yang paling terdampak untuk memperbaiki wilayahnya. PPKM mikro, Dia menambahkan.
“Setelah log dibangun, langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa semua fungsi dan fungsinya dijalankan dengan baik oleh masing-masing elemen yang relevan. Ingatlah bahwa COVID-19 berpacu dengan waktu dan nyawa dijamin, jadi jika semua pemerintah daerah dapat mengambil tindakan pencegahan sesegera mungkin, itu akan menyelamatkan banyak nyawa, ”katanya.
Langkah: Jakarta perkuat pembatasan mobilitas seiring meningkatnya kasus ‘PPKM mikro’
ANTARA
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi