Jakarta – Koordinator Pembinaan Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, meminta seluruh generator untuk menguasai teknologi digital agar tidak berbaur dengan teknologi.
Meski banyak generasi milenial baru yang harus bergantung pada teknologi digital dan teknologi pendukungnya (kecerdasan buatan). Teknologi baru ini memunculkan banyak hal yang telah dikembangkan sejak saat itu.
Saat ini sendiri, Indonesia tengah berjuang melawan kekurangan kualitas daya saing manusia Indonesia. Melalui World Economic Forum (WEF), indikator global Indonesia ditetapkan dalam Indeks Daya Saing Global 2019 50 dari 141 tahun. Hal itu dikarenakan Indonesia Masih Lima Dalam Hal Kesiban Teknologi dan Efektivitas Tenaga Kerja, Padahal Keduanya Terkait dihasilkan berkat SDM yang berkualitas.
“Banyak generasi millenial dan generasi yang harus melakukan digitalisasi, dan dalam waktu yang tidak lama sudah terbentuk generasi baru, dan memang ada, dan mereka sedang belajar Bahasa Indonesia, namun tidak ada waktu yang spesifik untuk bisa melakukan komunikasi digital, kata Mohajir dalam wawancara baru, Jumat (6/10).
Imigran Gilascan, berinvestasi secara global saat ini melalui teknologi digital yang dikembangkan oleh generasi berbeda. Di sisi lain, teknologi digital ini akan membantu menciptakan banyak hal yang akan membantu dalam mengatasi kecanduan.
Menjadi negatif di era digital, semakin banyak gangguan dan perubahan yang terjadi akibat penggunaan teknologi digital dan kecerdasan buatan. Karina Hal ini, mungkin berkat teknologi digital yang menciptakan teknologi digital yang tidak menimbulkan ketimpangan dan transformasi lebih dari itu.
“Tantangan dirancang dengan ‘batas moral dan etika’, yaitu batasan moral yang tetap, dan apa yang tidak bisa terjadi di Indonesia,” kata Ujar Muhajir. “
Muhadjir pun berharap agar perguruan tinggi di indonesia bisa melahirkan berbagai macam buah pikiran untuk teknologi digital menggunakan bijak.
Ya miyakini, birbagai hal kecil yang ada di Indonesia paisa menjadi Lembaga think tank Yang Besa adalah anggota Etika dalam Teknologi dan AI. Terlebih lagi, Saat ini sudah mulai banyak perguruan tinggi yang membuka perkaytan program studi privasi dengan teknologi.
“Teknologi Malapetaka akan terjadi jika kita tidak arif tidak bisa memanfaatkan sebaik-baiknya, jadi sangat penting untuk menyiapkan Batasan-batasannya,” ujar Muhadjir.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian