Jakarta (Antara) – Ekonom memperkirakan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2-4 persen pada kuartal II 2021 akibat lonjakan kasus COVID-19 belakangan ini.
Karena peningkatan tajam kasus positif dan langkah-langkah social distancing, ekonomi melambat pada Juni tahun ini, kata Direktur Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (CELUS) Bhima Yudestra di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II akan berada di bawah target pemerintah sebesar 7 persen, karena pembatasan ketat terhadap Kegiatan Usaha Kecil Umum (PPKM) memiliki serangkaian efek yang tidak menguntungkan bagi masyarakat dan dunia usaha.
Dia mencatat bahwa di tengah meningkatnya kasus COVID-19 baru-baru ini dan pembatasan ketat aktivitas publik dalam skala kecil, masyarakat cenderung untuk menyimpan dan menyimpan uang di bank.
Dia memperkirakan peningkatan infeksi juga berdampak pada konsumsi rumah tangga dan optimisme masyarakat, sehingga indeks kepercayaan konsumen akan kembali ke level di bawah 100.
Berita terkait: Pemulihan ekonomi akan tergantung pada kebijakan pengendalian COVID: peneliti
Berita terkait: Pencapaian anggaran pena mencapai 29,9% dari pagu anggaran Rp 699 triliun
Oleh karena itu, perusahaan manufaktur akan menyesuaikan produksinya sesuai dengan permintaan domestik yang lebih rendah dan mengurangi kapasitas produksinya, sehingga PMI manufaktur kemungkinan akan kembali ke level di bawah 50.
Sementara itu, kata dia, sektor pariwisata, termasuk hotel, restoran, dan transportasi, kemungkinan akan terus mengalami kontraksi hingga kuartal III 2021.
Penutupan ritel besar-besaran akan terus berlanjut, kata dia, sehingga jumlah perusahaan yang mengajukan pembayaran utang ditangguhkan akan bertambah dan masuk dalam daftar pailit.
Masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah berada di ambang kemiskinan, dan pemerintah terus melakukannya Dia mengindikasikan bahwa dukungan akan datang di bawah tekanan yang meningkat.
Dia memperkirakan hal itu karena alokasi anggaran untuk perlindungan sosial akan semakin kecil, sedangkan realisasi dana anggaran untuk pemulihan ekonomi nasional masih rendah.
Per 18 Juni 2021, realisasi dana anggaran untuk pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp226,63 triliun atau 32,4 persen dari pagu tahun ini sebesar Rp699,43 triliun. (IN)
Berita terkait: Indonesia mencari kerja sama dengan negara-negara Pasifik untuk pemulihan ekonomi
Berita terkait: Jakarta memperketat pembatasan di tengah peningkatan tajam kasus COVID-19
Diedit oleh INE
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian