TEMPO.CODan Jakarta Josua Pardidi, Kepala Ekonom Permata Bank Indonesia Pertumbuhan ekonomi sekitar 4,7 persen pada tahun 2022. Tingkat inflasi juga diperkirakan berkisar antara 2,5 dan 2,8 persen.
Berbicara pada webinar Economic Outlook Bank di Jakarta, Rabu, Joshua mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2022 tergantung pada seberapa cepat pemerintah menerapkan Undang-Undang Penciptaan Lapangan Kerja. Josua mengatakan bahwa jika pemerintah dapat membawa investasi lebih cepat, ekonomi akan dapat tumbuh pada tingkat 5 persen.
Joshua juga memperkirakan tingkat pembelian kembali BI 7 hari sebesar 3,75 persen.
“Dengan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, Bank Indonesia memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir tahun depan. Namun, Bank Indonesia dapat memutuskan untuk mempertahankan kebijakan suku bunga saat ini jika inflasi dan nilai tukar rupiah meningkat. [exchange rate] Dia berkata “.
Rupee diperkirakan akan sedikit melemah tahun depan, karena kebijakan tapering AS dan tarif pajak yang lebih tinggi.
“Kenaikan dolar AS yang lebih kuat akan meredam kinerja industri yang bergantung pada impor bahan baku, sekaligus membidik produk di pasar domestik,” katanya.
Josua berharap pada 2022 semua sektor industri mulai pulih seiring dengan membaiknya perekonomian lokal, menurunnya infeksi Covid-19 di banyak negara, serta pelonggaran lockdown dan pembatasan umum pergerakan.
sedang membaca: Sri Mulyani: Perkiraan IMF, OECD untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia terlalu rendah
diantara
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia