POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

DNA kerangka yang ditemukan di Indonesia mengungkapkan darah manusia yang tidak diketahui

DNA kerangka yang ditemukan di Indonesia mengungkapkan darah manusia yang tidak diketahui

Para arkeolog telah menemukan sisa-sisa kerangka pemburu berusia 7.200 tahun di Indonesia, yang memiliki “garis keturunan manusia yang unik” yang belum pernah terlihat di dunia, menurut penelitian yang dirilis minggu ini.

Fosil yang relatif utuh, milik remaja berusia 17 atau 18 tahun itu, terkubur embrio di dalam Liang Punning, sebuah gua batu kapur di Sulawesi Selatan. Ini ditemukan di artefak orang-orang Dolian, salah satu budaya berburu paling awal di wilayah tersebut. Sisa-sisa ini adalah kerangka pertama yang diketahui dari warga negara Dolian.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature pada Rabu (25/4) ini merupakan kerja sama antara peneliti Indonesia dan internasional. Penggalian dimulai pada tahun 2015.

“Ini adalah pertama kalinya DNA manusia purba ditemukan di kepulauan yang luas antara Asia dan Australia,” kata Adam Broom, seorang arkeolog di Pusat Evolusi Manusia Australia di Universitas Griffith di Brisbane. Koordinator Riset.

Sapu mengacu pada daerah yang membentang dari Kalimantan dan Lombok hingga Papua yang jauh, yang oleh para ilmuwan disebut Wallace. Menurut para peneliti, penggalian ini sangat menantang karena DNA dapat dengan mudah terurai di iklim tropis.

“Sangat jarang menemukan DNA manusia purba di daerah tropis yang lembab, jadi ini adalah penemuan yang sangat membahagiakan,” kata Broom.

Analisis DNA mengungkapkan bahwa wanita muda itu adalah bagian dari kelompok populasi yang terkait dengan orang Papua dan Penduduk Asli Australia saat ini. Gen ini terkait dengan garis keturunan manusia yang berbeda yang belum diketahui, yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

Dengan demikian, penelitian ini menantang teori sebelumnya tentang waktu kedatangan berbagai kelompok orang di wilayah tersebut. “Ini menunjukkan betapa sedikitnya yang kita ketahui tentang awal mula sejarah manusia di Kepulauan Walasia Indonesia,” kata Broom.

READ  Kemendagri Klarifikasi Keberatan Atas Kebijakan Kota Religius Debok