POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Delapan Konflik Manusia-Satwa Liar di Sumbar dalam Tiga Bulan: BKSDA

Delapan Konflik Manusia-Satwa Liar di Sumbar dalam Tiga Bulan: BKSDA

Lubuk Basung, Sumatera Barat (ANTARA) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mencatat delapan Konflik Manusia-Satwa Liar (Human-Wildlife Conflict/HWC) di delapan desa di Kecamatan Akam sepanjang Januari hingga 11 Maret 2024.

“HWC tersebut termasuk beberapa ekor harimau sumatera dan seekor buaya muara,” kata Kepala Kantor BKSDA-Maninjau Rusdiyan P. Ritonga, Senin di Lubuk Basung, provinsi Sumatera Barat.

HWC terjadi di Desa Salare Aya, Salare Aya Timur, Baringi, Ambek Koto, Sipinong, Basia Lawe, Diku Lima Jorong dan Diko Koto Silungang, Ritonga.

Dalam kasus Salare Aya, seekor harimau sumatera ditemukan di pemukiman warga pada bulan Januari, dan dalam kasus Salare Air Timur pada bulan Januari, seekor harimau sumatera menyerang seekor kambing, katanya.

Pada bulan Maret, seekor harimau Sumatera menyerang seekor kerbau di Desa Baringi, Kecamatan Palembayan, sehingga menyebabkan luka ringan, sementara dua ekor kerbau dibunuh oleh harimau di Desa Diko Koto Chilungang, katanya.

Sementara itu, seekor buaya muara menganiaya seorang warga Desa Diku Lima Jorong di Kecamatan Tanjong Mudiara, katanya, seraya menambahkan bahwa HWC menyebabkan kematian dua ekor kerbau dan satu warga desa.

Untuk mencegah terulangnya HWC, Ritonga mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan lapangan dan identifikasi bekerja sama dengan penjaga hutan, warga setempat, dan petugas polisi.

Ia menambahkan, BKSDA juga memasang kamera perangkap satwa liar di banyak tempat yang sering dilihat warga sebagai harimau.

ANTARA sebelumnya memberitakan bahwa Harimau Sumatera, yang merupakan harimau terkecil, kini menjadi spesies terancam punah yang hanya ditemukan di pulau terbesar kedua di Indonesia, Sumatera.

Harimau berada di ambang kepunahan akibat penggundulan hutan, perburuan liar dan konflik antara satwa liar dan masyarakat setempat.

READ  Kapal perang TNI Angkatan Laut yang membawa penumpang Idul Fitri tiba di Jakarta

Terkait HWC, kasus ditemukan tidak hanya di Sumatera Barat, namun juga di beberapa provinsi di Pulau Sumatera, seperti Riau, Sumatera Utara, dan Aceh.

Di Aceh, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mencatat 113 insiden terkait HWC antara tahun 2019 hingga 2023, termasuk 33 insiden yang melibatkan gajah sumatera.

Bentrokan tersebut menyebabkan kematian 22 ekor gajah sumatera, demikian pernyataan Ketua Cabang Walhi-Ache Ahmad Shalih yang dimuat di situs kelompok konservasi tersebut, seperti dikutip baru-baru ini.

Berita terkait: Jambi: PKSDA tentang pedagang kulit harimau
Berita terkait: BKSDA Kalimantan Barat tegaskan perdagangan ilegal burung kicau yang dilindungi