Cuaca menunda peluncuran SpaceX untuk astronot Crew-3 NASA

Ini adalah tahun yang sibuk bagi penerbangan antariksa manusia, dengan tiga perjalanan wisata singkat ke tepi luar angkasa, penerbangan orbital oleh tim astronot amatir, kru kamera Rusia merekam adegan di orbit, dan dua kru China mengunjungi stasiun luar angkasa baru negara itu.

Di tengah semua aktivitas ini, pesawat ruang angkasa Amerika dan Rusia melakukan perjalanan ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional. Sebuah penerbangan dijadwalkan untuk Minggu pagi, tetapi sekarang akan pindah ke dini hari Rabu pagi.

Kenapa penerbangannya delay?

Cuaca di sekitar Pusat Antariksa Kennedy NASA di Florida, tempat Falcon 9 akan diluncurkan, diperkirakan akan mendukung untuk lepas landas tepat waktu.

“Ini bukan hanya tentang apa yang terjadi di landasan peluncuran,” kata Will Ulrich, petugas cuaca peluncuran di Sayap Luar Angkasa ke-45 Angkatan Luar Angkasa di Cape Canaveral, Florida.

Para pejabat juga memantau kondisi cuaca di sepanjang jalur yang ditempuh Falcon 9 untuk mencapai luar angkasa, jalur yang disebut Jalur Pendakian yang membentang ke utara di sepanjang Pantai Timur. Jika Crew Dragon perlu mengoperasikan sistem pembatalan darurat untuk menyelamatkan astronot dari masalah dengan roket setelah diluncurkan, kapsul harus mendarat di bawah kondisi cuaca yang baik di mana saja di sepanjang koridor itu.

Karena sistem badai besar melintasi Timur Laut akhir pekan ini, NASA mengatakan dalam sebuah posting blog Bahwa angin dan ombak di jalur itu tidak cukup aman untuk penerbangan tepat waktu.

Jadi peluncuran ditunda hingga Rabu, dengan waktu lepas landas baru bahkan lebih awal, pada pukul 01:10, ketika kondisi cuaca yang baik diharapkan baik di lokasi peluncuran maupun di sepanjang landasan.

Siapa astronotnya?

Tiga dari empat astronot Kru-3 terbang ke luar angkasa untuk pertama kalinya.

• Raja Chari, komandan misi, berusia 44 tahun dan akan menjadi astronot kelahiran India kelima yang pergi ke luar angkasa. Dia adalah seorang pilot uji dan kolonel Angkatan Udara yang melakukan misi tempur di Irak sebelum bergabung dengan tim astronot NASA pada tahun 2017.

• Matthias Maurer, spesialis misi Crew-3, astronot Jerman yang mewakili Badan Antariksa Eropa. Maurer, 51 tahun, bergabung dengan Korps Astronot Eropa pada tahun 2015.

• Kayla Barron, 34, juga bergabung dengan Korps Astronot NASA pada 2017. Dia termasuk di antara kelompok wanita pertama yang bertugas di kapal selam Angkatan Laut. Dia dan Tuan Shari keduanya anggota Korps Astronot Artemis NASA – kader 18 astronot yang memenuhi syarat untuk melakukan perjalanan ke atau mengelilingi Bulan di masa depan.

• Tom Marshbourne, 61, yang akan melakukan penerbangan ketiganya ke orbit sejak bergabung dengan tim astronot NASA pada tahun 2004. Mr. Marshburne telah terbang dengan dua pesawat ruang angkasa di masa lalu, melayani sebagai anggota kru di pesawat ulang-alik NASA Endeavour pada tahun 2009 dan kemudian Pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia pada tahun 2013.

Bagaimana astronot mencapai stasiun luar angkasa?

SpaceX’s Crew Dragon adalah kapsul astronot berbentuk permen karet yang dapat menampung hingga tujuh orang, tetapi sejauh ini hanya diterbangkan empat awak. Kapsul itu meluncur ke luar angkasa di atas roket Falcon 9 SpaceX, terlepas dari booster sekali di orbit dan menggunakan satu set pendorong onboard kecil untuk secara bertahap mendorong dirinya sendiri menuju pertemuan dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Penerbangan biasanya memakan waktu sekitar 24 jam. Tak lama setelah mencapai ruang angkasa, Crew Dragon mengangkat penutup atas yang menyerupai ujung kulit telur, untuk membuka adaptor dok. Pesawat ruang angkasa mendekati stasiun luar angkasa dalam posisi kepala lebih dulu dan berlabuh secara independen di salah satu pintu masuk stasiun.