Jakarta, Indonesia
Kerusakan properti dari gempa bumi pekan lalu di provinsi Jawa Timur Indonesia sebagian besar disebabkan oleh struktur bangunan yang buruk, kata para pejabat Rabu.
Gempa berkekuatan 6,1 skala Richter mengguncang wilayah Kabupaten Malang pada Sabtu dan melanda sedikitnya 15 wilayah dan kota di Jawa Timur.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPP), 179 fasilitas umum rusak, 642 rumah rusak berat, 845 rumah rusak sedang, dan 1.361 rumah rusak ringan.
“Berdasarkan studi dan perkiraan industri, banyak struktur bangunan tidak memenuhi persyaratan gempa. Sebagian besar bangunan tidak menggunakan struktur kolom di sudutnya,” kata Twigorida Karnavati, presiden Organisasi Meteorologi, Iklim dan Geofisika (PMKG) dalam sebuah pernyataan.
Selain struktur bangunan, faktor lain adalah ketinggian batuan dan tanah, kondisi topografi setempat dan jarak ke pusat.
Pejabat itu menjelaskan bahwa orang-orang terluka oleh struktur bangunan yang lemah dan bukan karena getaran.
Keputusan ini berdasarkan temuan studi yang dilakukan oleh PMKG di wilayah Malang, Blitzer dan Lumajang.
Temuan tersebut akan diserahkan kepada pemerintah daerah berdasarkan rekomendasi bahwa bangunan yang rusak harus dibangun di area yang tepat dan sesuai dengan standar bangunan.
“Bangunan tahan gempa harus diterapkan di daerah yang terkena gempa,” kata Karnavati, menekankan perlunya penerapan kode bangunan yang ketat di Indonesia.
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi