JAKARTA (Antara) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (PMKG) pada Senin mendeteksi dua kali gempa susulan menyusul gempa berkekuatan 4,8 SR yang melanda Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu malam.
Gempa pertama berkekuatan 2,9 skala Richter terjadi pada Minggu pukul 23.23 WIB, sedangkan gempa kedua berkekuatan 2,4 skala Richter terjadi Senin pukul 03.47 WIB, ”kata Tariono, Kepala Dinas. Pusat Gempa dan Tsunami milik badan tersebut. dikatakan.
Ia juga mengatakan tidak ada kerusakan akibat gempa tersebut.
Ia mengatakan, gempa berkekuatan 4,8 SR yang melanda Sumedang pada Minggu pukul 20.34 WIB merupakan “gempa kerak dangkal” yang dipicu oleh pergerakan sesar aktif di kawasan tersebut.
Sebelum gempa terjadi, warga setempat merasakan getaran gempa berkekuatan 4,1 dan 3,4 masing-masing pada pukul 14.35 dan 15.38 pada hari Minggu, katanya.
Episentrum tiga gempa bumi Sumedang berada di dekat ujung timur laut garis sesar Silayuni-Tanjungsari. Oleh karena itu, gempa Sumedang kemungkinan ada kaitannya dengan sesar Silayuni-Tanjungsari, tambahnya.
Sebelumnya, pada 19 Desember 1972, gempa berkekuatan 4,5 SR melanda Kabupaten Sumedang. Gempa dangkal tersebut merusak beberapa rumah dan memicu tanah longsor di lingkungan Sipunar, kata Tariono.
Gempa Sumedang menyebabkan kerusakan bangunan karena pusat gempa berada di kedalaman lima kilometer, tambahnya.
Gempa bumi sering terjadi di banyak wilayah Indonesia karena negara ini terletak di sabuk sirkum Pasifik atau dikenal dengan Cincin Api, tempat bertemunya beberapa lempeng tektonik dan seringkali menimbulkan aktivitas vulkanik dan seismik.
Pada tanggal 26 Desember 2004 lalu, Aceh, sebuah provinsi di bagian barat Tanah Air, mengalami gempa bumi yang belum pernah tercatat sebelumnya. Gempa tersebut berkekuatan 9,3 skala Richter dan disusul tsunami.
Bencana yang juga melanda beberapa wilayah pesisir di negara-negara seperti Thailand, Sri Lanka, dan India ini dikabarkan telah menewaskan sedikitnya 230.000 orang di Aceh.
Kemudian, pada 28 September 2018, gempa berkekuatan 7,4 SR melanda beberapa wilayah provinsi Sulawesi Tengah.
2.102 orang tewas dan 4.612 luka-luka dan 680 hilang setelah gempa bumi kuat yang diikuti tsunami dan tanah longsor melanda Balu, ibu kota provinsi Sulawesi Tengah. Kerusakan parah dilaporkan terjadi pada 68.451 rumah, mengakibatkan 78.994 orang mengungsi.
Para pejabat memperkirakan kerugian material akibat dua bencana mematikan tersebut mencapai Rp15,29 triliun, atau sekitar US$993,5 juta dengan nilai tukar saat ini.
Berita terkait: Sekitar 500 petugas dikerahkan saat gempa Sumedang
Berita Terkait: Gempa Sumedang: 300 Lebih Pasien Mengungsi Dengan Aman Melalui Pasarnas
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi