Raksasa cat Indonesia Avia Avian terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada hari Rabu, mengumpulkan 5,7 triliun rupiah, atau hampir $400 juta. IPO tersebut merupakan yang terbesar di Asia dan terbesar kedua di dunia untuk produk cat, menurut data dari Dealogic.
IPO Avia Avian adalah yang terbesar keempat di Indonesia setelah platform e-commerce Bukalapak pada Agustus tahun ini (yang mengumpulkan 21,9 triliun rupiah), tambang batubara Adaro Energy pada 2008 (12,2 triliun rupiah) dan pembuat produk konsumen Indofood CBP Sukses Makmur pada 2010 (6,2 triliun rupiah). triliun rupiah).
“Penawaran umum perdana saham ini merupakan tonggak penting bagi karyawan, pelanggan, pemasok, dan semua mitra Avian Brands,” kata Wijono Tanuku, direktur Avia Avian, dalam sebuah pernyataan. “Dukungan besar yang diterima untuk IPO ini merupakan realisasi dari visi Soetikno Tanoko yang mendirikan perusahaan pada tahun 1978.”
Perusahaan mengatakan penawaran umum perdana menarik berbagai investor, termasuk investor global jangka panjang, dana kekayaan negara dan institusi lokal. IPO beberapa kali mengalami kelebihan permintaan dengan total penawaran 10,9 triliun rupee ($771 juta). Terlepas dari momentum tersebut, harga saham perusahaan turun hampir 7% pada hari pertama perdagangan.
Setelah IPO, keluarga Tanuku tetap menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 74,7%. Wijuno Tanuku dan saudaranya Hermanto, yang menjalankan perusahaan, muncul di Daftar Orang Kaya Indonesia tahun lalu dengan total kekayaan bersih $700 juta.
Ke depan, perusahaan berencana untuk membuat produknya tersedia di lebih banyak kota di seluruh nusantara. Untuk mendukung ekspansi tersebut, perseroan sedang membangun pabrik ketiga di pesisir kota Cirebon, Jawa Barat yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2025.
Avia Avian adalah waterproofing dan coating terbesar untuk kayu dan logam dengan lebih dari 20% pangsa pasar domestik dalam hal penjualan tahun lalu, menurut konsultan Frost & Sullivan. Perusahaan mengharapkan pasar cat dekoratif Indonesia tumbuh hampir 10% dalam lima tahun ke depan dan mencapai ukuran pasar Rp 46 triliun, didorong oleh kelas menengah yang tumbuh yang akan meningkat dari 85 juta tahun lalu menjadi 165 juta orang pada 2030 yang menyetir. Permintaan perumahan yang dapat menyebabkan peningkatan penggunaan cat.
Meski mengalami masa-masa sulit di tengah pandemi, Avia Avian berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 5,7 triliun pada tahun lalu, meningkat hampir 2% dibandingkan Rp 5,6 triliun pada tahun sebelumnya. Sedangkan laba bersih tahun lalu Rp 1,49 triliun, naik 16% dari tahun sebelumnya Rp 1,28 triliun.
Tahun ini, dengan pemulihan ekonomi berkat pelonggaran pembatasan dari pemerintah, perusahaan berhasil menghasilkan pendapatan $2,7 triliun dalam lima bulan pertama, meningkat 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih pada periode tersebut sebesar Rp 751 miliar, naik hampir 95% dari Rp 386 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, berkat peningkatan penjualan dari cat arsitektur yang menghasilkan margin keuntungan yang lebih baik.
“Posisi utama kami di industri cat dekoratif merupakan bukti kemampuan perusahaan lokal Indonesia untuk dapat berkembang secara lokal menjadi pemimpin pasar dan menyediakan produk berkualitas yang tak tertandingi untuk memenuhi aspirasi masyarakat Indonesia yang terus berkembang,” kata Hermanto, Chief Komisaris Avian Avian.
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian