POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Amin: KNEKS sedang mencari solusi untuk masalah industri Halal

Amin: KNEKS sedang mencari solusi untuk masalah industri Halal

Pertama, kita perlu menarik lebih banyak pengusaha untuk bergabung dengan area industri Halal.

Jakarta (Antara) – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Islam (KNEKS) sedang mencari solusi untuk banyak masalah yang mengganggu Kawasan Industri Halal (KIH) di seluruh negeri, kata wakil ketua, Marouf Amin.

kata Amin, CEO KNEKS, usai memimpin rapat panitia di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan panitia sedang melakukan penelitian dan mencari cara untuk mengidentifikasi masalah, terutama masalah yang berkaitan dengan insentif keuangan atau non-keuangan.

“Dari sini kita juga akan mengkaji isu-isu terkini dan perkembangan industri halal saat ini,” tambah Amin.

Berita Terkait: Indonesia berpeluang menjadi produsen halal ternama: menteri

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga Sekretaris KNEKS mengatakan, pemerintah telah memberikan insentif pajak dan nonkeuangan untuk menarik investor dan pengusaha bergabung dalam Kawasan Industri Halal.

“Khususnya di Pulau Bintan dan Riau yang kita harapkan menjadi global hub dan meningkatkan value chain industri halal global,” imbuhnya.

Menkeu mengatakan, pemerintah akan memperkuat upaya pengembangan industri halal pada 2023, antara lain dengan penyederhanaan proses sertifikasi halal dan pengurangan biaya sertifikasi.

Berita Terkait: Kementerian Agama menyelenggarakan Indonesia Halal Festival

Wakil presiden juga menginstruksikan badan tersebut untuk mempercepat proses sertifikasi halal untuk setidaknya 1.400 rumah potong hewan di seluruh negeri, katanya.

Sementara itu, Plt CEO KNEKS Toufik Hidayat melaporkan per Desember 2022 tingkat okupansi di tiga kawasan industri halal tersebut masih rendah.

Sementara tingkat okupansi di Halal Industry Park Sidoarjo di Jawa Timur mencapai 33,1%, Modern Halal Valley Cikande di Banten hanya mencapai 19% dan Bintan IntiHalal Hub di Kepulauan Riau mencapai 4,7%.

READ  Perspektif global: Tawaran keamanan Jepang, bantuan ekonomi harus mempertimbangkan perbedaan antara ASEAN

“Kami membutuhkan dukungan Kemenko Perekonomian untuk mengoordinasikan integrasi industri dari proses hulu ke hilir di tiga kawasan industri halal tersebut,” kata Hedayat.

Berita Terkait: Menteri: Optimis Indonesia akan memimpin produksi Halal pada 2024

Berita Terkait: Diperlukan kajian yang komprehensif untuk memaksimalkan pengembangan wisata halal