POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Ambon punya keunggulan untuk penelitian ekonomi biru di Indonesia: BRIN

Ambon punya keunggulan untuk penelitian ekonomi biru di Indonesia: BRIN

Ambon (ANTAR) – Kota Ambon di Provinsi Maluku memiliki keunggulan komparatif dan inovatif sebagai sasaran penelitian ekonomi biru, menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kekayaan sumber daya laut harus menjadi sumber kemakmuran bagi bangsa Indonesia, dan Ambon memilikinya, kata Wakil Presiden BRIN Amarula Octavian di Ambon, Selasa (20 Februari).

Dalam kunjungan kerjanya ke Ambon, Oktavianus mengunjungi beberapa laboratorium Pusat Penelitian Laut Dalam. Dalam diskusi dengan para peneliti, Oktavianus menekankan pentingnya kerja sama dengan berbagai institusi, baik dalam negeri maupun luar negeri, guna memajukan penelitian kelautan Indonesia.

Ia menegaskan, teknologi kelautan terkini menjadi fokus inovasi BRIN untuk mendukung pengelolaan kepemilikan makanan laut secara optimal dan pengembangan ekonomi biru.

“Dengan sumber daya kelautan yang dimiliki Ambon dapat menjadi keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif bagi penelitian kelautan Indonesia,” ujarnya.

Saat ini di Kota Ambon sedang dikembangkan perkampungan nelayan pintar yang terletak di pesisir pantai Buka.

Di desa tersebut dikembangkan sentra lobster dan tuna sebagai komoditas utama untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Inisiatif ini melibatkan kolaborasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Balai Pelatihan dan Konsultasi Perikanan (BP3), Pemerintah Kota Ambon, dan pemangku kepentingan terkait.

Lobster dan tuna dipilih sebagai komoditas unggulan karena memiliki nilai jual yang tinggi.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Maluku menyatakan pengembangan ekonomi biru sejalan dengan misi pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.

“Untuk itu kebersihan dan kualitas lingkungan harus tetap dijaga, khususnya di pesisir dan laut,” kata Habiba Saimaima, Asisten II Sekretariat Daerah Maluku.

Saimaima mencontohkan, Maluku dikenal sebagai provinsi kepulauan karena mencakup 92,4 persen wilayah laut dan memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah.

READ  Kementerian siap promosikan produk dalam negeri selama Piala Dunia U-17

Di sisi lain, ia mengatakan berdasarkan penelitian LIPI pada tahun 2017, ditemukan kepadatan sampah rumah tangga, khususnya sampah plastik, mengalami peningkatan di perairan Maluku selama dua dekade terakhir.

“Untuk itu, perlu menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan sampah ini sejalan dengan upaya mencapai ekonomi biru,” ujarnya.

Berita terkait: Berusaha menjadikan hutan bakau sebagai pilar ketahanan ekonomi biru

Berita Terkait: Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi biru: Menteri Manu Arfa