POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Akademisi Bali telah menyerukan pembatasan pengembangan pariwisata ‘liar’

Akademisi Bali telah menyerukan pembatasan pengembangan pariwisata ‘liar’

Bagikan artikelnya

Para akademisi terkemuka di Bali telah memperingatkan risiko membiarkan investor mengejar ‘pariwisata yang sedang booming’ di pulau tersebut.

Mereka menyerukan peninjauan segera terhadap perencanaan tata ruang di provinsi tersebut untuk memastikan hal-hal tidak terjadi demi kepentingan masyarakat, bentang alam, dan wisatawan.

Pemandangan udara pantai Bali

Dr I Nyoman Kee Mahaputra, Ketua Pusat Penelitian Varmadeva, mengatakan kepada wartawan: Perkembangan ‘liar’ fasilitas pariwisata di Bali Untuk dikendalikan. Mahaputra menyampaikan, “Pariwisata Bali selalu mengalami proses reinvention, berusaha menciptakan hal-hal baru.”

Lanjutnya, “Akibatnya, pengembangan fasilitas akomodasi wisata pun tersebar dimana-mana.” Dr Mahaputra mengatakan, selama seratus tahun terakhir, sejak wisatawan pertama kali tiba di Bali, belum ada arah yang jelas untuk pengembangan pariwisata di pulau tersebut.

Ia mencatat, pengembangan resor seperti Nusa Dua, Kuta, Sanur, dan Ubud didorong oleh kepentingan wisatawan, bukan proses strategis.

@victoria_goulbourne Jangan tertipu oleh insta 😅🌝 #pembicaraan perjalanan #Poli #Keong #Indonesia #pembicaraan perjalanan #Komedi #fyp #InstavsRealitas #bollyviews #polytravel ♬ Andrey Tsar – Andrey Tsar

Dosen Universitas Udayana, I Matt Sudharma, menyampaikan keprihatinannya terhadap semakin besarnya dampak pariwisata terhadap lingkungan, termasuk bencana alam.

Merujuk pada kekeringan nasional yang terjadi saat ini, Sudharma mengatakan, “Saat hujan turun, apakah masyarakat siap menampung air hujan dan menyimpannya untuk masa depan? [No] Sementara yang terjadi saat ini, areal-areal yang gundul semakin luas dan lahannya mengalami konversi [for tourism] Dan menjadi lebih luas.”

@daniguijar #Ekspektasi adalah kenyataan #Harapan dan Kenyataan #Poli #polylife #Keong #Gangupali ♬ Andrey Tsar – Andrey Tsar

Sumber daya alam pulau ini dieksploitasi untuk pembangunan ekonomi, namun ia berpendapat bahwa Bali terlalu mudah tergoda oleh “manisnya kue pariwisata” tanpa mempertimbangkan kesejahteraan sosial.

Ia menyimpulkan, “Kami tidak akan pernah memperhitungkan seberapa besar untung dan ruginya, dan kami tidak akan pernah melakukannya dengan adil.”

@chrisandmich Saya suka Bali tapi, saya harus melakukannya demi gram. Siapa yang bisa mengerti? 😂 #Poli #Polyvilla #LiburanBally #Pengalaman Bali #Ekspektasi adalah kenyataan ♬ Andrey Tsar – Andrey Tsar

Dr Mahaputra ingin melihat lebih banyak transparansi di sektor pariwisata, hal yang juga ingin dilihat oleh wisatawan, terutama ketika pajak pariwisata baru diberlakukan pada 14 Februari 2024.

Dr Mahaputra menjelaskan bahwa data komprehensif tentang seberapa besar manfaat pariwisata bagi masyarakat Bali harus dikumpulkan dan disimpan dalam database terbuka dan terpusat.

Ia menambahkan, “Keuntungan pariwisata hanya boleh mengalir ke investor besar non-Bali.”

Ariel-Pemandangan-Nusa-Dua-Di-Bali

Dia menyerukan penegakan hukum yang lebih ketat mengenai perencanaan tata ruang dan konversi lahan.

Katanya, “Jangan salahkan pihak luar yang merusak Bali, tapi masyarakat Bali harus memikirkan diri sendiri, tapi jangan membuat alasan. [giving] Izin pusat dan sebagainya.”

“Kalau kita mempunyai komitmen yang kuat [to the law] Seharusnya mudah untuk dipotong [illegal tourism operations] Meski tidak bisa dihilangkan hingga nol, setidaknya bisa dikurangi.

Pekerja Poli-Konstruksi-Dinding

Dr. Mahaputra menyimpulkan bahwa perencanaan tata ruang yang ketat diperlukan di seluruh Bali dan harus diterapkan jika masyarakat, wisatawan, dan lanskap alam ingin berkembang di masa depan.

Ia menyimpulkan, “Kita lupa kalau wisata itu sebenarnya enak, tapi wisata kita lebih mengutamakan budaya dan alam.”

“Dan kami bangga dengan jumlah wisatawan. Semakin banyak wisatawan datang, para penggembala mengeksploitasi sumber daya alam, namun manfaatnya bagi kami tinggi atau netral atau berkurang. [as Balinese people].”

Dreamland-Pantai-di-Bali

Topik overtourism dan masa depan pariwisata Bali sedang hangat diperbincangkan saat ini.

Para pemimpin desa Benglipuran di desa wisata paling populer di Bali, Bangli, pekan lalu berbicara secara terbuka tentang risiko masyarakat menjadi korban dari keberhasilan mereka sendiri.

Sebagai komunitas dan tujuan wisata, mereka mencari dukungan tambahan dari pemerintah provinsi untuk memastikan pariwisata berkelanjutan di seluruh pulau.