POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Program pangan gratis yang diusung Prabowo membuat investor khawatir terhadap keuangan Indonesia

Tempo.co, JakartaPresiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, ingin memberikan makanan gratis kepada anak-anak sekolah, namun rencana tersebut dan janjinya untuk berani membelanjakan uangnya membuat pasar utang dan mata uang negara berada dalam kondisi yang tidak menentu.

Prabowo dan timnya berusaha menjauhkan diri dari dugaan penipuan keuangan dan meyakinkan pelaku pasar bahwa pemerintah yang akan datang akan menghormati batasan utang yang sah dan membatasi defisit anggaran hingga 3% dari output perekonomian.

Namun bagi pasar yang sudah terbiasa dengan stabilitas dan pengakuan terhadap kehati-hatian fiskal di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan saat ini Shri Mulyani Indravati, saran mengenai belanja yang lebih tinggi saja sudah merupakan hal yang menakutkan.

Imbal hasil obligasi meningkat dan rupee terdepresiasi, meskipun pelemahan mata uang sebagian besar disebabkan oleh ketahanan dolar AS.

“Perkiraan dasar (base case) kami saat ini lebih bullish, namun kami melihat adanya peningkatan risiko finansial, sehingga pasar mungkin memerlukan premi risiko yang lebih tinggi pada obligasi pemerintah Indonesia,” kata Jenny Zeng, chief investment officer untuk pendapatan tetap APAC. Di Aliansi Investor Global.

“Ada risiko lain karena ada pergantian menteri,” kata Zeng, mengacu pada ketidakpastian mengenai siapa yang akan menggantikan Sri Muliani, mantan direktur pelaksana Bank Dunia yang terkenal.

Bankir pemberi pinjaman Tiongkok di Indonesia mengatakan kekhawatiran pendanaan mendorongnya untuk mengalihkan 30% portofolionya ke instrumen jangka pendek, termasuk diversifikasi ke obligasi jangka pendek berdenominasi rupiah (SRBI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Prabowo memenangkan pemilu pada bulan Februari, tetapi baru akan menjabat pada bulan Oktober. Program pangan gratisnya, yang diperkirakan oleh timnya bernilai Rs 71 triliun atau USD 4,35 miliar (dengan asumsi nilai tukar Rs 16.330 terhadap dolar AS) pada tahun 2025, biasanya tidak menimbulkan kebingungan.

READ  Faktur Elektronik Lintas Batas Dapat Mencegah Penipuan Kode HS - Selasa, 16 Mei 2023

Negara terbesar di Asia Tenggara ini telah mengalami peningkatan keuangan di bawah pemerintahan Jokowi dan mengalami defisit anggaran yang kecil. Dari peringkat sampah pada pergantian abad, obligasinya kini dianggap layak investasi.

Beberapa investor bahkan melihat Indonesia mengeluarkan lebih banyak uang untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Namun, masih ada kegelisahan mengenai berapa banyak uang yang ingin dibelanjakan Prabowo untuk proyek-proyeknya, dan apakah ia akan memotong bahan bakar dan subsidi serta investasi lainnya untuk menyeimbangkan keuangannya.

“Tampaknya ada lebih banyak ketidakpastian daripada kepastian. Saya masih berinvestasi, namun berat badan saya tidak seberat dulu,” kata Clifford Lau, manajer portofolio di William Blair.

Investasi portofolio asing menyusut, dengan investor asing menarik US$2,8 miliar dari obligasi pemerintah rupiah dan pasar saham hingga bulan Juni tahun ini.

Rupee berada pada titik terendah dalam empat tahun terhadap dolar, setelah kehilangan lebih dari 5% tahun ini, meskipun sebagian besar penurunan tersebut sejalan dengan penurunan yang lebih luas pada mata uang negara-negara berkembang karena imbal hasil (yield) AS dan kenaikan dolar.

Investor yang mencari obligasi dengan imbal hasil tinggi juga beralih ke India, yang obligasinya tidak hanya memiliki imbal hasil yang sebanding, namun juga masuk dalam indeks global JP Morgan.

Aksi jual tersebut mendorong imbal hasil obligasi Indonesia bertenor 10 tahun naik 35 basis poin menjadi 7,05% dari akhir Mei.

Tidak semuanya buruk

Beberapa investor melihat keraguan tersebut pada Prabowo, dengan menunjuk pada bagaimana pemerintahannya berencana untuk meningkatkan pendapatan, meningkatkan kepatuhan pajak dan membatasi defisit fiskal menjadi 2,8% dari PDB, bahkan jika defisit tersebut melebihi target tahun ini sebesar 2,3%.

READ  Warga Tanzania ditangkap oleh imigran Bali

“Dia juga berbicara tentang perlunya meningkatkan pengembalian dana… jadi ini bukan tentang meningkatkan biaya,” kata Jerome Day, manajer investasi Abrdn untuk pendapatan tetap Asia. Tay kelebihan berat badan dan positif terhadap obligasi pemerintah Indonesia dalam jangka menengah.

Obligasi tersebut telah lama menjadi favorit investor pasar negara berkembang karena 'carry' atau imbal hasil yang tinggi.

Selisih antara imbal hasil obligasi Indonesia dan AS saat ini hanya setengah dari 600 basis poin sebelum Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga pada tahun 2022, namun selisihnya masih menarik bagi investor berpendapatan tetap.

Dengan hanya 14% dari obligasi pemerintah yang dimiliki oleh investor asing, negara ini kini rentan. Satu dekade yang lalu mereka memiliki separuh obligasi.

Harapan bahwa bank sentral akan segera menurunkan suku bunga akan memberikan kenyamanan bagi investor rupiah dan obligasi Indonesia, kata Rudianto, direktur manajemen aset lokal Ban.

Namun risiko lain juga menghadang, terutama besarnya jatuh tempo utang sebesar Rp 800 triliun pada tahun 2025, lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun ini, dan pemerintah tetap mempertahankan kepercayaan pasar meskipun Sri Muliani mengatakan bahwa refinancing tidak akan menjadi masalah.

Reuters

Seleksi Guru: Imam Besar Al-Azhar Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Bahas Kemungkinan Hubungan Pertahanan

klik disini Dapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News