POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Proyek Klub Pantai Yogyakarta: Koalisi mendesak investor untuk meninggalkan proyek konstruksi karena para selebriti menarik diri

Tempo.co, JakartaItu Gunungidul Melawan (Kurungidul Menentang) Menyambut baik usulan selebriti ternama Tanah Air Rafi Ahmad untuk mundur dari proyek resort, villa dan beach club di Gunungidul. Yogyakarta. Mereka mendesak investor lain untuk membatalkan rencana pembangunan beach club di kawasan karst Kunungidul dan Kunung Seu.

Aliansi tersebut melibatkan berbagai organisasi seperti WALHI Yogyakarta, Komunitas Pemuda Gunungkidul Melawan, Climate Rangers Jogja, LBH Yogyakarta, WeSpeakUp.org, dan 350.org.

Wakil Direktur WALHI Yogyakarta Dimas R. Perdana mengatakan mundurnya Rafi Ahmad tidak menjamin proyek tersebut berhenti. Pada Kamis, 13 Juni 2024, ia berkata, “Kami berharap Rafi dapat menggunakan pengaruhnya untuk membujuk investor lain agar menghentikan proyek yang merusak lingkungan ini.”

Federasi Melavan Gunangidul mendesak Bupati Gunangidul menolak izin proyek beach club tersebut. Proyek yang akan dibangun di kawasan lindung ini akan berdampak negatif terhadap ketersediaan air bagi penduduk lokal yang dilanda kekeringan.

Rafi Ahmed sebelumnya sempat mengumumkan proyek 'Pegizard' di Instagram miliknya pada 16 Desember 2023. Rencana tersebut telah diperdebatkan secara luas dan petisi change.org tertanggal 21 Maret untuk menolak pembangunan tersebut telah mendapatkan lebih dari 62.000 tanda tangan.

Pada hari Selasa, Rafi memposting pernyataan video di Instagram yang mengatakan, “Dengan ini saya mengumumkan bahwa saya menarik diri dari keterlibatan saya dalam proyek ini.”

Investigasi awal WALHI Yogyakarta menemukan dugaan pelanggaran Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Yogyakarta yang dilakukan pengembang. Berdasarkan kajian pola dan struktur tata ruang, proyek Bekizart berlokasi di kawasan pertanian, bukan kawasan wisata.

Kajian tersebut juga menunjukkan bahwa rencana pembangunan resor akan mengabaikan Peraturan Nomor 17 Tahun 2012 tentang Kawasan Karst (KBAK) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

READ  Bertamina mendistribusikan BBM 24 jam sehari selama Ramadhan dan Idul Fitri

Longkit Gemindang, peneliti Climate Rangers Jogja, mengatakan pembangunan proyek tersebut tidak hanya memperburuk masalah kekeringan di Gunungidul, tapi juga berpotensi merusak pegunungan karst. “Yang dibutuhkan warga Gunungidul bukan resort atau beach club, melainkan air bersih,” ujarnya.

Dia mengatakan penolakan luas terhadap proyek Beach Club merupakan bukti kekuatan kolektif dan persatuan dalam perjuangan untuk keadilan iklim.

Ilona Esterina

Seleksi Guru: Gunungatul Yogyakarta mengumumkan darurat kekeringan

klik disini mendapatkan Berita terkini Tempo di Google News