JAKARTA (Antara) – Menteri Kelautan dan Perikanan Shakti Wayu Trengono mengatakan bantuan pemerintah masih diperlukan untuk meningkatkan produktivitas nelayan.
Bantuan pemerintah akan membuat mereka lebih fokus pada peningkatan produksi tanpa terlalu memikirkan sarana dan prasarana pendukung, ujarnya.
“Subsidi harusnya diberikan oleh pemerintah,” ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Selasa.
Idealnya, jelasnya, Rasio Penggantian Nelayan (NTN) diharapkan sebesar 130-300. NTN di atas 100 menunjukkan situasi yang menguntungkan bagi mereka karena mereka mendapatkan harga yang bagus untuk kepemilikannya dibandingkan dengan harga barang yang harus mereka beli.
Drengono mengatakan, dalam praktiknya, nelayan masih terbebani biaya operasional seperti bahan bakar kapalnya.
Oleh karena itu, nelayan memerlukan intervensi pemerintah berupa bantuan infrastruktur dan fasilitas untuk fokus pada peningkatan produksi tanpa memikirkan peningkatan kapal dan peralatan, tambahnya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengusulkan peningkatan anggaran sebesar Rp4,47 triliun (sekitar US$274,29 juta), sehingga usulan pagu anggaran untuk tahun 2025 menjadi Rp10,7 triliun.
Dengan bertambahnya pagu anggaran, pembangunan daerah, termasuk permodalan nelayan, diharapkan mendapat dukungan pemerintah.
“Kalau dibebani utang dan sebagainya, mereka tidak bisa bekerja dengan tenang, tidak produktif,” tegas Trengono.
Berita terkait: Nelayan tuna bersertifikat di Indonesia menikmati harga jual premium
Berita Terkait: Arus Berbalik Menuju Perikanan Berkelanjutan di Maluku Tengah
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Kalbar gelar rapat penanganan karhutla
URTF menyediakan $2 juta untuk Proyek Ketahanan Iklim Nusantara
Menteri Pariwisata Sandhyaka Uno memberikan update mengenai proyek LRT Bali