POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Partai Demokrat mengabaikan ambisi untuk mencalonkan Augus sebagai calon wakil presiden

Partai Demokrat mengabaikan ambisi untuk mencalonkan Augus sebagai calon wakil presiden

Jakarta. Menyusul keputusan untuk bergabung dengan koalisi baru, partai tersebut telah meninggalkan ambisinya untuk mencalonkan pemimpinnya Agus Harimurthy Yudhoyono sebagai calon wakil presidennya, kata seorang pengurus Partai Demokrat pada hari Selasa.

Sebagai anggota baru koalisi pendukung pencalonan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada pemilu presiden Februari mendatang, pengaruh Partai Demokrat menyusut dalam mengusulkan Agus sebagai cawapres.

“Kemungkinan AHY sebagai mitra kami tidak sekuat koalisi sebelumnya yang kami bantu ciptakan bersama,” kata Hermann Geron, anggota partai dan ketua bagian administrasi organisasi, merujuk pada Agus. Inisialnya.

Awalnya, Partai Demokrat beraliansi dengan dua partai lain untuk mencalonkan mantan Gubernur Jakarta Anis Baswedan sebagai presiden, dengan harapan Agus akan menjadi cawapresnya.

Namun, Anees tiba-tiba memilih orang asing sebagai calon wakil presidennya, sehingga ia melepaskan diri dari koalisi Partai Demokrat dan beralih mendukung Prabowo pada awal bulan ini.

Koalisi Anies gagal memenuhi syarat minimal 20 persen kursi DPR untuk mengajukan calon tanpa dukungan Partai Demokrat. Batasan ini memberi Partai Demokrat pengaruh yang signifikan dalam menentukan calon wakil presiden.

Anies menyelesaikan masalah tersebut dengan memilih pemimpin Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden karena PKB memiliki kursi DPR yang cukup untuk mendukung pencalonannya dan menghindari pengaruh Partai Demokrat.

Perkembangan tak terduga ini menyebabkan pergeseran keanggotaan koalisi, PKB meninggalkan koalisi Prabowo dan memilih Anies, sedangkan Partai Demokrat melakukan sebaliknya.

Herman mengatakan, Partai Demokrat akan menerima apapun keputusan soal cawapres Prabowo.

“Rumah itu sudah ditempati selama kami tinggal. Kami bergabung dengan aliansi yang sudah ada sebelumnya, jadi kami hanya bisa mengikuti keputusan cawapres,” ujarnya.

Tag: Kata Kunci: