Jakarta (Antara) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan pengelolaan sampah di Indonesia dilaksanakan secara berkelanjutan dengan bantuan sistem ekonomi sirkular.
Rosa Vivian Ratnawati, General Manager Persampahan dan Pengelolaan Sampah dan B3 KLHK, di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan bahwa mengembangkan ekosistem untuk ekonomi sirkular sangat penting untuk melestarikan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, swasta dan masyarakat bertujuan untuk menciptakan rantai nilai pengelolaan sampah.
Ia menjelaskan bahwa “masing-masing pihak memiliki peran dalam proses siklus yang pada akhirnya akan berkontribusi dalam pengurangan limbah nasional dan pencapaian tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca.”
KLHK mencatat, Indonesia berhasil mengurangi sampah sebesar 17,34 persen atau setara dengan 12 juta ton total sampah, menjadi 69,2 juta ton pada 2022.
Kementerian telah meluncurkan program bernama Indonesia Bersih 2025 yang berfokus pada kebijakan dan strategi nasional untuk pengelolaan limbah rumah tangga dan sejenisnya.
Dengan program ini, KLHK bertujuan untuk mengolah 70 persen sampah dan mengurangi 30 persen sisanya melalui strategi yang mencakup seluruh proses pengelolaan sampah.
“Dengan memperkuat rantai nilai antara pihak-pihak yang terlibat, kami optimis dapat bersama-sama menjawab tantangan dan memberikan solusi bagi pengolahan sampah di Indonesia,” ujar Ratnawati.
Berita Terkait: Pemerintah Soroti Peran Strategis Bank Sampah di Indonesia
Berita Terkait: Prinsip Circular Economy Kunci Penanganan Sampah Plastik: Kementerian
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia