JAKARTA (Antara) – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadim Anwar Makarim mengatakan, lima prinsip utama dalam Kampus Merdeka menginspirasi transformasi pendidikan tinggi di Indonesia.
Prinsip utama tersebut antara lain kesempatan belajar di luar kampus maksimal satu tahun dan dana pendamping untuk penelitian dan kerjasama akademik, jelasnya.
Saat memperkenalkan Kampus Merdeka kepada perwakilan universitas dan industri dari Inggris Raya di London, Makarim menyoroti program sarjana tamu, beasiswa sarjana dan pascasarjana dan penciptaan kampus internasional di Indonesia.
Hingga saat ini, lebih dari 130 ribu mahasiswa berpartisipasi dalam program Kampus Merdeka, dan lebih dari 2,8 ribu perusahaan dan organisasi nirlaba terlibat sebagai mitra.
Program Kampus Merdeka meliputi program pembelajaran di luar kampus, termasuk magang dan belajar mandiri yang terkait langsung dengan kerjasama antara universitas dan industri.
Maharim mencatat bahwa sebelumnya, banyak orang di industri tidak puas dengan kualitas lulusan universitas, sehingga pemerintah mendorong mereka untuk membimbing para mahasiswa tersebut.
Ia kemudian mengundang perwakilan universitas Inggris untuk menjadi tuan rumah program pertukaran pelajar Indonesia “International Student Mobility Awards (IISMA)” di kampus mereka.
Panggilan tersebut didasarkan pada keberhasilan IISMA dalam dua tahun terakhir dalam memberikan pendidikan kepada lebih dari 3.500 mahasiswa di 117 kampus kelas dunia.
Terkait dana pendamping, Makarim menekankan potensi besar Indonesia sebagai lahan penelitian, terutama untuk banyak bidang yang saat ini diprioritaskan.
Sektor-sektor tersebut antara lain ekonomi hijau, ekonomi biru, pariwisata, teknologi digital, dan infrastruktur kesehatan.
Bahkan, pada tahun 2022, kementerian membuat 1.093 kerjasama antara universitas dan kampus untuk menggarap penelitian kolaboratif dengan dukungan dana pendamping.
Selain itu, Menkes juga memaparkan Visiting Scholar Program untuk mendukung pertukaran pengetahuan lintas batas.
Sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh para profesor atau dosen peserta antara lain menjadi dosen tamu, melatih akademisi di Indonesia, dan menulis artikel ilmiah kolaboratif.
Profesor dapat menjadi peer reviewer, mengembangkan modul pembelajaran, dan mengawasi mahasiswa pascasarjana.
Berita Terkait: 172 Proposal Dana Pendamping Pendidikan Vokasi Disetujui Tahun 2022: Menteri
Berita terkait: Pengajaran rencana kampus untuk membantu menghidupkan kembali pembelajaran pasca-pandemi: Pemerintah
BERITA TERKAIT: Bagaimana “Merdeka Belajar” Mengubah Lanskap Pendidikan Tinggi di Indonesia
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi