Keenam Agenda tersebut menurut saya masih relevan untuk kondisi saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Meskipun kata-katanya mungkin berbeda, esensi masalahnya akan kurang lebih sama
Jakarta (Antara) – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Destri Damayaanti mengatakan kepresidenan G20 Indonesia bertujuan untuk menegakkan tujuan pembangunan global untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang mempertemukan 19 negara besar dan Uni Eropa. Forum tersebut mewakili lebih dari 60 persen populasi dunia, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB global.
Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Prancis, China, Turki, dan Uni Eropa, sementara Indonesia menjadi presiden tahun ini.
Dalam simposium dan peluncuran buku “Peran Strategis Indonesia dalam G20: Perspektif Pakar” di Jakarta, Kamis, dia menunjukkan bahwa di jalur keuangan, Kepresidenan Indonesia merumuskan enam agenda prioritas yang mencakup exit strategy untuk mendukung pemulihan dan menangani dampak pandemi untuk mengamankan pertumbuhan masa depan dan sistem Pembayaran di era digital.
Berita Terkait: BSSN Bagikan Strategi Keamanan Siber Selama KTT G20
Selain itu, ada pembiayaan untuk keberlanjutan dan inklusi keuangan melalui inklusi keuangan digital, pengembangan usaha kecil, menengah dan mikro, dan perpajakan internasional.
“Saya pikir Enam Agenda masih relevan dengan keadaan saat ini dan juga masa depan. Meskipun kata-katanya mungkin berbeda, inti masalahnya kurang lebih sama.”
Ia menekankan bahwa kepresidenan G20 Indonesia akan terus mempertahankan komitmennya untuk mengembangkan kebijakan yang matang, terencana dan terhubung dengan baik untuk mendukung pemulihan yang berkelanjutan, seimbang dan inklusif dalam rangka mendukung ekonomi global.
Menurut Damiante, saat ini kondisi perekonomian dunia masih diliputi ketidakpastian, dengan fenomena seperti volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas dan ambiguitas atau biasa disingkat VUCA.
Berita Terkait: BSSN mempersiapkan lima langkah operasional keamanan siber untuk KTT G20
Di sisi lain, masing-masing negara memiliki karakteristik yang berbeda untuk menjaga momentum pemulihan dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi.
Ia menjelaskan bahwa reaksi politik suatu negara pasti akan mempengaruhi kondisi ekonomi negara lain, sehingga setiap langkah politik yang salah dapat menyebabkan siklus krisis yang tidak berkesudahan.
“Untuk perumusan solusi, Indonesia memprioritaskan agar setiap anggota G20 dapat menyampaikan pandangannya, sehingga topik ‘pulih bersama, pulihkan lebih kuat’ menjadi lebih penting lagi,” kata Damianti.
Dia mengatakan kepresidenan G20 Indonesia juga akan memastikan pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan dan seimbang dalam kepresidenan G20 India pada tahun 2023.
Berita Terkait: Komunitas global harus bersiap menghadapi pandemi di masa depan: Kementerian
Berita Terkait: G20: HMM ke-2 untuk membahas lima area fokus terkait bidang kesehatan
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian