POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Kurangnya kesadaran tentang pola hidup sehat pasca stunting: BKKBN

Kurangnya kesadaran tentang pola hidup sehat pasca stunting: BKKBN

JAKARTA (ANTARA) – Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat menjadi penyebab utama stunting pada anak.

“Kalau kita hanya melawan kemacetan, kita akan lelah. Jadi, kita harus menghilangkan akar masalah,” kata Ketua BKKBN Hasto Vartoyo, yang menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara BKKBN dan mitra, Jumat.

Sebagian masyarakat di Indonesia masih belum memahami pentingnya lingkungan yang bersih dan layak huni bagi kesehatan keluarganya, ujarnya.

Beberapa masih belum sepenuhnya memahami bahaya yang disebabkan oleh buang air besar sembarangan.

Menurut Wardoyo, meski gizi anak seimbang, diare mencegah kenaikan berat badan.

Berita Terkait: Promosi kesehatan di daerah kumuh mengurangi kejadian stunting: Kementerian

Ia menjelaskan, jika anak terkena diare, berat badannya akan terus turun dan selama tiga bulan, jika berat badannya tidak bertambah dan tinggi badannya akan terhambat.

Dia kemudian menyoroti perlunya fokus pada penciptaan kesadaran tentang menjaga lingkungan yang sehat. Selain perumahan yang layak huni, sanitasi dan air bersih sangat penting untuk mencegah stunting pada masa kanak-kanak.

BKKBN baru-baru ini memperbarui data Pendataan Rumah Tangga (PK22) 2022 pada Senin (19 September 2022) untuk membuat data pemerintah lebih akurat sehingga intervensi untuk keluarga berisiko stunting dapat tepat sasaran.

Data PK22 selanjutnya akan mencakup status ekonomi rumah tangga, kategori risiko stunting, kondisi rumah layak huni, ketersediaan jamban, serta kondisi sanitasi dan air di sekitar rumah.

“Alhamdulillah, BKKBN sudah ada rumah yang tidak layak huni, kemudian rumah yang terancam tertinggal, kemudian yang tidak memiliki WC, yang tanpa air bersih, data alamat dengan nama sudah kami uraikan. Data tentangnya,” jelas ketua BKKBN.

Berita Terkait: Ordonansi Presiden Akan Memicu Meluasnya Audit Disruptif: BKKBN
Berita Terkait: Pengukuran tubuh yang akurat pada anak kecil itu penting: BKKBN