Jakarta (ANTARA) – Biaya mitigasi perubahan iklim diperkirakan mencapai Rp.
Dinilai berdasarkan Laporan Pembaruan Dua Puluh Tahun (BUR) Kedua yang disusun oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2018.
“Biaya untuk sektor kehutanan memang kecil, tetapi akan memberikan kontribusi besar terhadap pengurangan CO2,” jelas Indravati saat Kongres Kehutanan Indonesia VII di Jakarta, Selasa.
Pemerintah meratifikasi Perjanjian Paris pada tahun 2016, yang mencakup NDC Pledge. Berdasarkan janji tersebut, Indonesia akan berusaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 melalui upayanya sendiri.
Penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% akan dilakukan di berbagai sektor seperti kehutanan, energi dan transportasi, proses industri dan pemanfaatan produk (IPPU), limbah dan pertanian.
Estimasi keuangan penurunan target NDC 2030 dapat dibagi menjadi tiga kajian: Rp3.461,31 triliun menurut BUR II tahun 2018, Rp3.779,63 triliun menurut road map mitigasi NDC 2020 dan BUR menurut Rp4.002,44 triliun.
Rinciannya, BUR II 2018 sebesar Rp3.461,31 triliun diperkirakan sebesar Rp77,82 triliun untuk sektor kehutanan dan pertanahan, Rp3.307,2 triliun untuk energi dan transportasi, Rp40,77 triliun untuk IPPU, dan Rp30,34 triliun untuk sampah. . , Dan Rp5,18 triliun untuk pertanian.
Sementara itu, peta jalan NDC Mitigasi 2020 memperkirakan hutan dan lahan Rp3.779,63 triliun, energi dan transportasi Rp93,28 triliun, IPPU Rp0,92 triliun, sampah, dan Rp181,4 triliun. Rp4,04 triliun untuk pertanian.
Terakhir, pada tahun 2021 BUR ketiga diperkirakan sebesar Rp4.002,44 triliun untuk hutan dan lahan, Rp3.500 triliun untuk energi dan transportasi, Rp0,93 triliun untuk IPPU, Rp185,27 triliun untuk sampah, dan Rp185,27 triliun untuk pertanian. 23 triliun.
Menurut Indira, departemen kehutanan akan berperan besar dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 497 MTon CO2e dibandingkan sektor lainnya.
Target penurunan emisi di sektor lain adalah 314 MTon CO2e di energi dan transportasi, 11 MTon CO2e di limbah, 9 MTon CO2e di pertanian dan 3 MTon CO2e di IPPU.
Namun, ia menegaskan, bukan berarti masyarakat hanya fokus pada hutan dan mengabaikan energi karena manusia membutuhkan energi untuk hidup.
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi