Tempo.co, Jakarta – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumbar (PKSDA) buru-buru mengevakuasi para pendaki Bukit Marabi Ledakan tercatat terjadi pada Sabtu pukul 06.11 WIB (Waktu Indonesia Barat).
Evakuasi dilakukan berdasarkan informasi yang diterima dari Pusat Penanggulangan Bencana Vulkanik dan Geologi (PVMBG), kata Kepala BKPM Arty Antono dalam keterangannya, Sabtu di Lubukpasang, Kabupaten Agam.
“Jika ledakan mereda, kami akan melakukan penyisiran. Tentunya kondisi ini juga untuk keselamatan tim evakuasi nantinya,” ujarnya.
Dia mengatakan ada 40 pendaki di Gunung Marabi saat meletus pada Sabtu pagi.
“Dua puluh orang naik pada Kamis (5 Januari 2023) dan 20 orang naik pada Jumat (6 Januari),” ujarnya mengutip data BNPT.
Biasanya, para trekker mendirikan tenda di tebing berbatu yang rendah, katanya.
Namun, 20 orang turun dan 20 pendaki lainnya tetap di sana, tambahnya.
Badan tersebut telah menutup jalur pendakian pada akhir tahun 2022 hingga 2 Januari 2023.
Setelah gunung berapi meletus pada hari Sabtu, badan itu kembali menutup jalur tersebut.
“Penutupan jalur pendakian dari Desember 2022 hingga 2 Januari 2023 salah satunya karena aktivitas gempa yang meningkat,” jelas Antono.
Gunung Marabi meletus pada pukul 06:11 waktu setempat pada hari Sabtu. Berdasarkan pengamatan, tinggi kolom abu mencapai ± 300 meter di atas puncak atau ± 3.191 meter di atas permukaan laut.
Gumpalan abu abu-abu bergerak ke arah tenggara dengan tebal. Ledakan tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13,4 mm dan durasi sekitar 45 detik.
Saat ini, Bukit Marabi Level 2 dalam keadaan siaga, artinya tidak ada yang boleh masuk dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak.
Antara
Klik disini Dapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi