Editor yang terhormat
Penelitian bertajuk “Health Poverty Alleviation Program in Rural China: Poverty Impact, Health Status, Health Utilization, Health Expenditures” ini mempunyai banyak manfaat dari sudut pandang kebijakan. Pertama, kebijakan HPAP merupakan sistem pelayanan kesehatan yang menyasar pemerataan dan masyarakat miskin pedesaan. Kedua, HPAP mengurangi biaya yang dikeluarkan sendiri untuk layanan rawat inap. Ketiga, HPAP menawarkan peluang untuk melakukan sosialisasi di negara-negara berkembang dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dan biaya layanan kesehatan yang mahal, serta biaya kebijakan yang lebih rendah. Keempat, penelitian ini secara empiris menunjukkan pentingnya HPAP dalam mendorong pengentasan kemiskinan jangka panjang. Kelima, penilaian dampak kebijakan HPAP menggunakan pendekatan China Health and Retirement Longitudinal Study (CHARLS), sehingga analisis dampak HPAP memberikan bukti komprehensif mengenai cost-benefit dari kebijakan tersebut.1
Namun, kami menyoroti beberapa area yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Pertama, meskipun tidak substansial, diperlukan konsistensi dalam pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini karena analisis dan evaluasi kebijakan saling tumpang tindih.2,3 Sementara itu, terdapat kesenjangan antara analisis dan evaluasi kebijakan, terutama pada kesimpulannya. Kedua, efektivitas HPAP untuk kelompok sasaran dengan kebutuhan medis tertentu terbatas pada kelompok disabilitas. Sementara itu, kelompok minoritas di pedesaan, kelompok dengan orientasi seksual tertentu, dan kelompok lanjut usia juga mungkin memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi. Hal ini berdampak pada keragaman pendekatan dan pentingnya memperluas keterlibatan partai dalam infrastruktur kebijakan HPAP jangka panjang. Ketiga, tergambar jelas pada moral hazard terkait informasi asimetris. Namun, faktor-faktor penentu seperti distorsi harga, elastisitas harga, dorongan permintaan, dan konsumsi berlebihan akibat subsidi memerlukan penjelasan yang lebih menyeluruh.
Oleh karena itu, penelitian ini menyisakan celah dalam navigasi dan eksplorasi untuk dipelajari lebih lanjut. Pertama, penyelidikan lebih lanjut dapat mengkaji kebijakan kesehatan, khususnya kebijakan yang berhubungan dengan studi kasus pada kelompok sosial pedesaan. Kedua, penelitian di masa depan dapat mengembangkan metode penelitian campuran atau asli untuk memperoleh hasil yang lebih mendalam. Ketiga, penelitian lebih lanjut dapat menggunakan lensa psikologis untuk menguji relevansi agenda layanan kesehatan terhadap faktor-faktor penentu moral hazard dan kepuasan pengguna layanan.
penyingkapan
Tidak ada konflik kepentingan yang terkait dengan komunikasi ini.
Catatan
1. Li Z, Chen Y, Ding J. Program pengentasan kemiskinan kesehatan di pedesaan Tiongkok: dampak terhadap kejadian kemiskinan, status kesehatan, pemanfaatan kesehatan, dan pengeluaran kesehatan. Kebijakan Kesehatan Manajemen Risiko. 2023;Vol 16:2685–2702. doi:10.2147/RMHP.S438352
2. Nugroho R. Kebijakan Publik 7: Dinamika Kebijabi Publik, Analisis Kebijabi Publik, Manajemen Politik Kebijabi Publik, Etika Kebijabi Publik. PT Elex Media Compudinto; 2023.
3. MZ dari Muthaq. Komunikasi wacana dalam ilmu administrasi publik: Tinjauan terhadap dua buku terbaru. Taylor & Fransiskus; 2023. doi:10.1080/01900692.2022.2049816
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi