Jakarta (Andara) – Kementerian Kesehatan menghidupkan kembali pelayanan kesehatan melalui posyandu dan standarisasi serta digitalisasi pelayanan di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).
“Penting untuk lebih memperhatikan aspek promosi dan pencegahan karena menjaga kesehatan masyarakat lebih murah dan kualitas hidup lebih baik, lebih baik daripada mengobati penyakit,” kata Menteri Kesehatan Pudi Gunadi Sadiq. Acara koordinasi pelayanan kesehatan dasar di gedung Kementerian Sujuti, Jumat.
Revitalisasi fasilitas kesehatan masyarakat di tingkat Bosandu dan Puskasmas merupakan salah satu upaya untuk menjaga kesehatan masyarakat, ujarnya.
“Kita sudah punya paska tahun, tapi karena perkembangan undang-undang otonomi daerah dan masih banyak lagi, kita perlu menghidupkannya kembali agar masyarakat bisa mengakses paska tahun,” tambahnya.
Dia menegaskan Kemenkes akan menetapkan standar pelayanan di semua Posyandu dan Puskasma. Staf Bossand akan melayani tidak hanya ibu dan anak, tetapi semua usia, termasuk remaja, dewasa, dan dewasa.
Selain itu, Kementerian menyediakan perangkat digital untuk membantu seluruh petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti pelayanan administrasi dan pelayanan registrasi medis.
“Kami ingin semuanya didigitalkan. Kami telah mengembangkan 12 layanan kesehatan yang dapat diberikan pada tingkat pasca-tahun oleh staf yang pergi ke rumah-rumah penduduk,” kata Sadiq.
Berita Terkait: Rumah sakit harus memiliki layanan berbasis digital: e. Gubernur Jawa
Dalam skema tersebut, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri akan meluncurkan 300 ribu layanan Prima Poseyon dari tingkat desa hingga kelurahan.
Di tingkat desa akan disiapkan 85.000 unit Prima Pose dan unit yang akan menyediakan total 21 paket layanan kesehatan.. Kemudian akan dibuat 10 ribu unit Puskasma yang akan menyediakan 30 paket layanan kesehatan, katanya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan, termasuk penyediaan sumber daya manusia, akan memiliki kualitas sarana dan prasarana yang sama sehingga pelayanan dapat diakses di tingkat rumah tangga.
Sadiq mengatakan program tersebut akan diluncurkan di seluruh Indonesia pada tahun 2024.
Berita Terkait: Pelayanan kesehatan yang lebih baik membutuhkan pemerataan sumber daya kesehatan
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi