SINGAPURA – Hubungan bilateral akan diperkuat untuk bersama-sama mengatasi pandemi COVID-19, sebagaimana ditegaskan kembali oleh Singapura dan Indonesia.
Dalam Pertemuan Tingkat Menteri Kelompok Kerja Ekonomi Bilateral Singapura-Indonesia ke-11 pada Rabu (14 Juli), Menteri Perdagangan dan Perindustrian Jan Kim Young dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Erlanga Hartarto mengakui tantangan ekonomi yang sedang berlangsung akibat pandemi dan membahas pencapaian besar seperti serta kegiatan ekonomi di masa depan.
Pertemuan tersebut merupakan platform utama untuk kerjasama ekonomi antara kedua tetangga di enam bidang utama: Batam Bintan Karimun dan kawasan ekonomi khusus lainnya, investasi, tenaga kerja, transportasi, agribisnis dan pariwisata.
Pada pertemuan di Sands Expo and Convention Center di Marina Bay Sands, kedua ketua kelompok kerja tersebut mengakui pentingnya pendalaman kerja sama di bidang-bidang yang sedang berkembang, seperti ekonomi digital, teknologi dan inovasi, serta keberlanjutan, menurut Kementerian Perdagangan dan Perindustrian (MTI).
MTI mencatat “komitmen untuk melipatgandakan upaya untuk meningkatkan kerja sama di bidang-bidang ini untuk memungkinkan Singapura dan Indonesia meraih peluang di dunia yang berkembang pesat.”
Upaya ini mencakup pengembangan kota cerdas dan berkelanjutan, dan teknologi cerdas untuk meningkatkan solusi manufaktur yang ada.
Di antara inisiatif yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah penunjukan resmi Taman Digital Nongsa sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dan pengembangan berkelanjutan di Kawasan Industri Kendal.
Inisiatif ini menyediakan platform bagi perusahaan di Singapura dan Indonesia untuk memperkuat jaringan dan mengidentifikasi peluang kolaborasi baru.
Airlangga berada di Singapura untuk kunjungan kerja tiga hari yang berakhir pada hari Rabu, dan bertemu dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada hari Selasa.
Singapura dan Indonesia memiliki hubungan perdagangan dan investasi yang erat.
Tahun lalu, Indonesia adalah mitra dagang terbesar ketujuh Singapura, dengan volume perdagangan bilateral mencapai $48,7 miliar.
Republik ini juga menjadi investor terbesar di Indonesia sejak 2014, dengan investasi yang tersebar di berbagai sektor, termasuk manufaktur, energi, dan logistik.
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian