POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Seruan Ibu untuk Anak dan Krisis Obat di Indonesia

Seruan Ibu untuk Anak dan Krisis Obat di Indonesia

Seorang ibu asal Nigeria meminta bantuan, dan keluarga-keluarga di Indonesia berjuang melawan tragedi narkoba

Dalam kisah kelam yang berasal dari jantung kota Nigeria, seorang ibu yang putus asa menghadapi penderitaan putranya yang sakit sambil mengajukan permohonan bantuan keuangan yang mengharukan. Franca Na dari Umujima, Wilayah Pemerintahan Daerah Obingwa, menyaksikan cobaan mengerikan yang dialami putranya yang berusia 14 tahun, Innocent Na, yang menderita perut kembung misterius sejak tahun 2021. Cobaan tersebut dimulai dengan rasa sakit perut, namun dengan cepat meningkat. , lebih unggul efektivitasnya dibandingkan pengobatan herbal dan pereda nyeri. Ketika rasa sakitnya semakin parah dan perut Innocent kembung, perjalanan akademisnya di sekolah terhenti karena kondisinya yang melemah.

Setelah melalui perjalanan panjang melalui layanan kesehatan primer, Innocent akhirnya diperiksa di Rumah Sakit Nasional di Abuja pada bulan Februari 2023, dan operasi tersebut menjadi secercah harapan. Namun, biaya prosedur sebesar N400.000 tetap menjadi kendala yang tidak dapat diatasi bagi keluarga Na. Prospek Innocent, yang tadinya cerah, kini bergantung pada kemurahan hati orang asing, dan ibunya, Franca, mengeluarkan seruan tegas untuk meminta dukungan. Kontribusi untuk membantu biaya bedahnya diminta melalui rekening bank Stanbic IBTC miliknya (0043362692) atas nama Odinakachi Franka Nna.

Di seberang Samudera Hindia, di Indonesia, sebuah kisah suram terkuak ketika ratusan anak menghadapi dampak buruk dari jus obat yang tercemar. Di antara mereka, Sheena yang berusia lima tahun melambangkan kepolosan yang dirusak oleh tragedi ini. Sebuah spiral kriminal pun terjadi yang menewaskan lebih dari 200 anak muda dan menyebabkan 122 anak menderita kesakitan permanen. Minuman ini, yang mengandung senyawa mematikan dan diproduksi oleh pembuat obat lokal, memicu gelombang tuntutan dan hukuman. Para keluarga yang menanggung biaya pengobatan yang sangat besar kini melakukan pertarungan hukum untuk menuntut ganti rugi sebesar Rp 3,4 miliar untuk setiap jiwa yang meninggal dan Rp 2,2 miliar untuk korban selamat. Meskipun pemerintah berjanji memberikan kompensasi, keluarga-keluarga yang kehilangan dan terkepung masih menunggu bantuan, dan banyak di antara mereka yang mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kebutuhan medis para penyintas.

READ  Prancis akan menjadi negara yang paling banyak dikunjungi di dunia pada tahun 2025

Nasiru Aniji Abdul Rasyid

Berasal dari Nigeria, Nasiru Eneji Abdul Rashid adalah ilmuwan politik terkemuka dan jurnalis berpengalaman di BNN Nigeria. Didukung oleh kredibilitas akademis yang kuat dan perjalanan jurnalistik yang luas, ia memberikan analisis yang tajam dan wawasan mendalam tentang peristiwa-peristiwa global. Pengalaman Nasiru yang mendalam memperkaya ruang redaksi, memastikan pemahaman yang berbeda mengenai struktur rumit urusan internasional.