TEMPO.CODan Jakarta – Dalam keterangannya, Selasa, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Ono menyoroti potensi terpendam yang telah diasah Indonesia kopi Budaya yang istimewa mengingat segudang daerah penghasil kopi dengan kualitas yang mumpuni dan pengalaman yang unik dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
“Pengalaman untuk lebih memahami tentang kopi harus menjadi nilai jual yang utama,” kata Menkeu pada 3 Januari lalu.
Ia membayangkan pengunjung diajak “tur kopi” dan dipandu untuk mempelajari pengetahuan petani secara mendalam tentang kopi di lapangan, jenis kopi yang ada, dan bagaimana kopi diproses sebelum disajikan di toko.
Salah satu dari sekian banyak daerah penghasil kopi yang telah menerapkan hal tersebut adalah Kintamani Bali yang telah bekerja sama dengan pemerintah dalam program TEPANAS untuk mengadakan wisata kopi.
Dalam wisata kopi ini, para pelaku di sektor pariwisata akan bekerjasama langsung dengan petani lokal yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi petani, khususnya dalam peningkatan produktivitas.
“Saya berharap ASITA dapat terlibat dalam mendorong restoran, kafe, dan hotel untuk memberdayakan petani lokal,” kata Sandiaga.
Konsep wisata kopi serupa Kintamani akan dikembangkan ke berbagai daerah penghasil kopi Tanah Air, khususnya di lima super prioritas. pariwisata tempat.
TEMPO.CO | NINIS CHAIRUNNISA
klik disini Untuk update berita terbaru dari Tempo di Google News
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian