Tempo.co, Jakarta – Kenaikan harga kedelai berdampak pada produsen tahu dan tempe. Presiden Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Kakoptindo) Ip Syrifutin mengatakan banyak produsen tahu dan tempe yang mengurangi kapasitas produksinya.
“Memotong produksi hingga 30 persen, ada yang mengurangi volume produksi, ada yang menaikkan harga,” kata Aip kepada Tempo, 30 September 2022.
Langkah tersebut diperlukan karena produsen tahu dan tempe kesulitan mendapatkan kedelai lokal. Sementara itu, harga kedelai impor, yang menjadi pilihan produsen, meningkat akibat perang Rusia-Ukraina.
“Saya sedang di Lampang. Harga [of soybean] Di sini Rp12.900 per kilo,” kata Aip. “Sedangkan di Aceh dan Kalimantan harganya mencapai Rp13.000 per kilo. Di Sulawesi juga sama,” imbuh Ip.
Hingga saat ini, IB menjelaskan belum ada solusi dari pihak pemerintah untuk memitigasi kenaikan harga tersebut. “Namun kami tetap percaya kepada pemerintah dan berharap dapat meningkatkan produksi kedelai lokal oleh Kementerian Pertanian,” kata Ipe.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hassan mengatakan proses pengajuan subsidi kedelai akan disederhanakan bagi produsen tahu dan tempe. “Produsen tempe dan tahu kalau mau dapat subsidi harus melalui proses yang panjang. Harus mengisi data, punya NIB,” kata Zulkilfi.
n Jumat, 30 September 2022, dikutip Antara.
Zulkifli berharap subsidi Rp 1.000 per kg kedelai impor yang ditawarkan oleh koperasi produsen tahu dan tempe akan membantu produsen tahu dan tempe.
Riri Rahayu | Antara
Klik disini Dapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi