POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Rwanda menyoroti peran penting IAF dalam hubungan Indonesia-Afrika

Tempo.co, Jakarta – Duta Besar Republik Rwanda Sheikh Abdul Karim Hararimana 2 menyoroti pentingnya Indonesia bagi Indonesia-Afrika Forum, atau IAFIndonesia dan Rwanda, serta negara-negara Afrika lainnya yang berpartisipasi.

“Diskusi dan pertukaran pada pertemuan ini akan bermanfaat tidak hanya bagi Rwanda dan Indonesia, tetapi juga bagi Afrika, negara-negara Afrika lainnya atau negara-negara yang berpartisipasi sebagai satu benua, seperti Afrika,” ujarnya. Antara pada hari Kamis, 22 Agustus.

Dubes menyampaikan bahwa Indonesia dan Rwanda merupakan bagian dari Global South dan kerja sama antara Global South sudah sangat erat. Ia menekankan pentingnya Forum Indonesia-Afrika ke-2 dan mengatakan bahwa hal ini akan membawa banyak manfaat bagi semua negara peserta.

Hubungan antara Indonesia dan Rwanda memiliki akar yang dalam sejak dibukanya Kedutaan Besar Rwanda di Jakarta selama bertahun-tahun.

Oleh karena itu, Harerimana berharap IAF yang digelar pada awal September 2024 dapat menjembatani kesenjangan hubungan bilateral kedua negara.

“Jadi ini harapan kita, ini hasil yang kita harapkan dari forum ini,” imbuhnya.

Harerimana juga berharap forum ini dapat membantu Indonesia dan negara-negara Afrika mengatasi tantangan yang mereka hadapi.

Tantangan yang dihadapi antara lain ketidakseimbangan perdagangan dan pertukaran barang antara negara berkembang dan negara maju.

Negara-negara Utara berupaya mendapatkan bahan mentah dari Negara-negara Selatan dengan biaya serendah mungkin. Setelah mengolah produk-produk tersebut menjadi produk jadi di negara mereka sendiri, mereka menjual kembali produk-produk tersebut ke negara-negara di Dunia Selatan dengan harga yang lebih tinggi, jelas duta besar.

Tantangan lainnya adalah semakin meningkatnya degradasi lingkungan, khususnya di negara-negara Barat, yang menyebabkan kerusakan lingkungan industri yang berdampak besar pada seluruh dunia.

READ  ADB berencana untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia dan Filipina

“Ketika kita membicarakan hal ini, ketika kita melihat solusi bagi mereka, mereka melihat dari sisi ekonomi dan sisi ekonomi mereka, dan mereka tidak ingin kehilangan hal itu,” ujarnya.

Harerimana menambahkan, pihaknya berharap melalui Forum Indonesia-Afrika ke-2, Indonesia dan negara-negara Afrika dapat menemukan solusi atas tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang.

“Oleh karena itu, saya percaya bahwa kita dapat menghadapi dan mengatasi beberapa tantangan tersebut jika kita memahami bahwa permasalahan Global South memerlukan perhatian mereka dan mencari solusinya sendiri,” kata Dubes.

Mengusung tema “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063”, forum ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam membangun kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika di masa depan.

Beberapa bentuk kerja sama yang diprioritaskan dalam forum tersebut antara lain kerja sama transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.

Hasil nyata yang diharapkan dapat dicapai antara lain kesepakatan antar pemerintah (G-to-G), pemerintah dengan dunia usaha (G-to-B), dan dunia usaha (B-to-B) serta Desain Besar Pembangunan Indonesia. Afrika, termasuk negara ketiga melalui kerja sama segitiga.

Antara

Seleksi Guru: Indonesia dan Afrika berkolaborasi untuk meningkatkan ketahanan pangan, kesehatan, dan sektor energi

klik disini Dapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News