Mudah-mudahan kami bisa mempercepat panen karena kami menghadapi musim kering yang panjang.
Nakawi, Jawa Timur (Antara) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta petani Indonesia mempercepat musim tanam padi setelah musim panen raya untuk memaksimalkan air hujan dan menghindari kekeringan.
“Saya mengimbau kepada seluruh petani untuk memaksimalkan air hujan karena air hujan masih tersedia setelah masa panen raya,” ujarnya di sela-sela musim panen, Sabtu di Desa Kartoharjo, Kabupaten Nakawi, Provinsi Jawa Timur.
Karena musim kemarau yang akan datang diperkirakan lebih panjang dari biasanya, dia mengimbau para petani untuk memanfaatkan sisa air hujan untuk mengairi sawah dan tanaman padi guna meningkatkan ketahanan dan ketahanan pangan nasional.
Selain itu, Menteri Pertanian Saihrul Yassin Limbo menyatakan siap mengikuti arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat penanaman padi setelah musim panen raya dengan berkoordinasi dengan pimpinan daerah.
Sementara total luas sawah 7,4 juta hektare, Presiden menargetkan petani mempercepat penanaman 10 juta hektare.
“Kita punya kurang lebih 7,4 juta hektare sawah, tapi luas tanamnya bisa lebih dari itu. Untuk lahan panen, jangan menunggu lama untuk menanam kembali. Semua pimpinan daerah akan berkoordinasi untuk mewujudkannya,” kata Limpo. Dengan Presiden.
Menurut dia, panen padi nasional kedua yang secara simbolis diikuti oleh Presiden Widodo Njiwi itu ditandai dengan panen gabungan 1 juta hektare, padahal data Februari menunjukkan 1,20 juta hektare dipanen dengan produksi 6,39 juta ton. Gabah Kering Giling (GKG) yang setara dengan 3,68 juta ton beras.
Pada bulan Maret, 9,14 juta ton kgg, setara dengan 5,26 juta ton beras, diharapkan dapat dipanen dari 1,70 juta hektar lahan pertanian. Pada bulan April, diharapkan dapat dipanen 6,09 juta ton kgg atau setara dengan 3,51 juta ton beras pada lahan seluas 1,15 juta hektar.
“Menghadapi musim kemarau yang panjang, kami berharap bisa mempercepat panen. Meski ada peluang hujan di musim kemarau, kami tetap harus mengantisipasi anomali cuaca ini,” ujarnya.
Dia lebih lanjut mencatat bahwa kabupaten Ngawi memiliki hasil rata-rata 8 ton padi dibandingkan dengan 6 ton per hektar di daerah lain. Petani di Ngawi tidak menggunakan irigasi untuk mengairi sawahnya, melainkan pompa air.
“Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta untuk menambah jumlah alat pengering, mesin perontok dan pemanen menjadi 1.000 unit melalui anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk membantu para petani kita,” kata Limpo.
Menurut data, luas panen di Kabupaten Nagavi mencapai 32.676 hektar per Maret 2023, katanya, menambahkan harga gabah kering panen (GKB) saat ini ditetapkan pada Rs 4.700 hingga Rs 4.900 per kg.
Sementara itu, dia menginformasikan harga beras yang dipanen dengan cara panen padi antara Rp 5.000 hingga Rp 5.500 per kg.
Berita terkait: Menteri Puji Progres Penanaman Padi di Kebun Pangan Kalimantan Tengah
Berita terkait: Jokowi meninjau proses tanam dan panen padi di Kabupaten Malang
Berita terkait: Kementan dorong petani percepat musim tanam padi
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi