POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Presiden Jokowi, Wang Yi dari China mengadakan pertemuan di Jakarta

Presiden Jokowi, Wang Yi dari China mengadakan pertemuan di Jakarta

TEMPO.CODan Jakarta Presiden GokuJokowiWidodo pada hari Senin bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Istana Merdeka di Jakarta di mana keduanya membahas banyak masalah bilateral dan internasional, seperti perang Ukraina-Rusia, bahkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang juga hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, Wang Yi juga menyebutkan solusi damai yang sedang diupayakan Indonesia. Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjetan, juga hadir.

“Secara khusus disebutkan penyelesaian damai situasi di Ukraina, serta kunjungan Presiden ke Kiev dan Moskow,” jelas Retno tentang pertemuan itu.

Sebelum pertemuan ini, Wang Yi bertemu dengan Marsudi di Bali dalam Second High Level Dialogue Mechanism for Cooperation, dimana Yi dijadwalkan menghadiri pertemuan para menteri luar negeri G20 di Indonesia.

Presiden Jokowi dan Wang Yi juga membahas masalah bilateral lainnya, termasuk proyek prioritas kedua negara, seperti proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, vaksin, dan laboratorium genom bersama.

“Akhirnya dibahas upaya kedua pihak untuk mendorong interaksi yang lebih kuat antara swasta atau swasta kedua belah pihak,” kata Retno.

Reuters Dilaporkan sebelumnya bahwa Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan pada hari Sabtu bahwa ia membahas agresi Rusia di Ukraina selama lebih dari lima jam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan mengangkat kekhawatiran tentang keselarasan Beijing dengan Moskow.

Menggambarkan pembicaraan langsung pertama mereka sejak Oktober sebagai “terus terang”, kedua diplomat itu menyebut pertemuan itu sehari setelah mereka menghadiri pertemuan para menteri luar negeri G20 di pulau Bali, Indonesia.

“Saya sekali lagi berbagi dengan Penasihat Negara bahwa kami prihatin dengan keberpihakan RRC dengan Rusia,” kata Blinken pada konferensi pers setelah pembicaraan, merujuk pada Republik Rakyat China.

Dia bilang dia tidak berpikir Cina Dia bertindak secara netral karena dia mendukung Rusia di PBB dan “memperkuat propaganda Rusia”.

Setelah pertemuan itu, seorang pejabat AS mengatakan, “Tidak ada pihak yang mundur.”

“Kami sangat terbuka tentang di mana perbedaan kami … tetapi pertemuan itu juga konstruktif karena meskipun terus terang nadanya sangat profesional,” kata pejabat itu. Blinken mengatakan Presiden China Xi Jinping menjelaskan dalam panggilan telepon dengan Presiden Vladimir Putin pada 13 Juni bahwa dia tetap pada keputusan untuk membentuk kemitraan dengan Rusia.

Fajar Biprianto | Reuters

Klik di sini untuk mendapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News