Indy Payone (The Jakarta Post)
bagus sekali
Jakarta ●
Rabu 20 Juli 2022
Ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan China mendorong negara-negara Indo-Pasifik ke dalam satu kubu atau yang lain, tetapi terlalu dini untuk menyerah pada gagasan bahwa itu telah menjadi kawasan bipolar. Beberapa negara, Indonesia misalnya, masih percaya bahwa kawasan itu belum sepenuhnya terbagi menjadi dua kubu dan bahwa multilateralisme aktif dapat menghentikan polarisasi yang sedang berlangsung dan mencegah perang dingin berubah menjadi perang panas.
Beijing tampaknya sudah memikirkan kawasan itu sebagai teater untuk persaingan hegemoninya dengan Washington. Setidaknya itulah yang ditunjukkan oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam pidatonya di Jakarta di sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara pekan lalu, ketika dia mengatakan, “Kita harus mengisolasi wilayah ini dari perhitungan geopolitik.” […] Dari digunakan sebagai bidak catur dari persaingan kekuatan besar dan dari paksaan.”
Kesamaan dengan catur berarti bahwa negara-negara harus tetap berada di luar kompetisi, daripada bergabung dalam permainan sebagai bidak catur, apakah itu pion, uskup, ksatria, atau benteng. Karena catur adalah permainan strategi, pidato tersebut mengungkapkan bagaimana Beijing melihat persaingannya dengan Amerika Serikat.
Untuk membaca cerita selengkapnya
berlangganan sekarang
Mulai dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- Surat kabar email harian digital
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda
More Stories
Memungkinkan penyelesaian konflik secara damai di Laut Cina Selatan – Pidato – Eurasia Review
Tiongkok “menghabiskan” sekitar 80% anggaran militer Taiwan hanya untuk mengepung provinsi “nakal” – lapor
15 kota makan terbaik di Eropa dengan harga termahal