JAKARTA (ANTARA) – Indonesia telah melakukan reformasi besar-besaran yang hanya berhasil dicapai oleh segelintir negara multi-pembayar. Indonesia menggabungkan lebih dari 300 kumpulan risiko menjadi satu kumpulan risiko, yang memberikan subsidi dari yang sehat ke yang sakit, dan dari pekerja ke pengangguran. Untuk meningkatkan kualitas, efisiensi dan kesinambungan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan sebagai single payer.
Pada kegiatan iHEA Biennial World Congress yang diselenggarakan di Cape Town, Afrika Selatan pada 8-12 Juli 2023, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan kehadiran BPJS Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi dan keberlanjutan. Pelayanan kesehatan di Indonesia. Sebagai badan hukum publik, BPJS Kesehatan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia dan diawasi oleh lembaga internal dan eksternal.
“Dengan biaya operasional sebesar 2,89%, BPJS Kesehatan dengan total 8.500 pegawai dapat melayani ratusan juta peserta JKN. Keberhasilan program JKN telah meningkatkan cakupan kepesertaan hingga lebih dari 93% dari total penduduk Indonesia ., yaitu sekitar 258,3 juta orang dalam waktu 10 tahun,” jelas Kufran.
Selain itu, rencana JKN berhasil menurunkan porsi belanja publik untuk belanja pelayanan kesehatan dari 49% dari total belanja kesehatan menjadi 25% selama periode 8 tahun antara tahun 2013 dan 2021.
Skema JKN menawarkan berbagai manfaat termasuk perawatan medis esensial tanpa batasan atau biaya tambahan. Namun, ada banyak tantangan seperti biaya operasional yang tidak perlu dan sistem pembayaran fasilitas kesehatan yang tidak efisien.
“Untuk mengatasinya, skema JKN melakukan perubahan kualitas dengan mengadopsi perubahan struktural dan kultural untuk meningkatkan tingkat kepuasan peserta. Dengan tiga slogan yaitu ‘mudah, cepat, dan merata’, skema JKN berkomitmen untuk memberikan pelayanan tanpa diskriminasi. . Peserta bayar dan tidak bayar,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Indonesia juga telah menunjukkan respon yang solid terhadap pandemi Covid-19. Meski menjadi salah satu negara yang paling terdampak di kawasan Asia Timur dan Pasifik, Indonesia merespons dengan cepat, terutama dalam hal vaksin. Pada Desember 2020, Indonesia menjadi salah satu negara pertama di dunia yang mengumumkan vaksinasi gratis untuk semua lansia dan menyediakan cakupan vaksinasi yang memadai.
“Pandemi Covid-19 juga telah meningkatkan kesadaran akan pentingnya penguatan sistem jaminan kesehatan. Saat ini Indonesia fokus pada pembangunan kesehatan digital. Aplikasi seperti telemedicine dan B-Care dan i-Care JKN telah meningkat. Akses dan efisiensi pelayanan kesehatan, serta dampak Covid-19 Membantu dalam pelaporan program vaksinasi,” tambah Gufron.
Dengan meningkatkan kesadaran dan investasi dalam sistem jaminan kesehatan, Indonesia berharap dapat melindungi hak dasar setiap warga negara untuk hidup sehat. Melalui proyek JKN dan Digital Health Development Initiative, Indonesia berharap kesehatan yang baik akan meningkatkan produktivitas negara dan menjadikan Indonesia negara yang lebih kuat.
Selain itu, pesatnya perkembangan program JKN membuat pemerintah Afsel ingin datang ke Indonesia untuk melihat prosedur yang diterapkan BPJS Kesehatan dalam melayani peserta JKN. Bahkan media Afrika Selatan, ketika mereka melakukan wawancara langsung dengan Gufron, terkejut melihat seberapa baik proyek JKN dilaksanakan di Indonesia.
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi