“Perusahaan-perusahaan Tiongkok mendapat manfaat besar dari hubungan ekonomi positif yang telah dibangun antara Jokowi dan Beijing,” kata Teddy Dinardo, analis utama Indonesia di konsultan kebijakan Global Council, menggunakan nama panggilan populer untuk presiden tersebut. Hubungan tersebut “kemungkinan akan berlanjut di bawah kepemimpinan Prabowo,” tambahnya.
Investasi ini juga membantu Beijing membangun jalur kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative), yang mulai beroperasi tahun lalu. Indonesia juga mendapat keuntungan karena menjadi pemasok nikel sulfat terbesar bagi Tiongkok.
Kesinambungan ekonomi merupakan hal penting dalam janji kampanye Prabowo, dan dalam sebuah langkah yang menuai kritik dari beberapa sekutu presiden, putra Jokowi, Gibran Rakabuming, telah menunjuk Raqqa sebagai calon wakil presidennya. Penelitian telah menunjukkan bahwa 50 persen tiket masuk yang diperlukan untuk memenangkan putaran pertama dapat mencapai tiket tersebut.
Kandidat presiden lainnya – mantan Gubernur Jawa Tengah Kanjar Pranovo dan mantan Gubernur Jakarta Anis Baswedan – telah mengisyaratkan kekhawatiran yang lebih besar mengenai ketergantungan negara tersebut pada Tiongkok, namun para analis mengatakan kebijakan luar negeri tidak mungkin berubah terlepas dari siapa yang menang.
Siapa pun yang menang akan memiliki “masalah struktural dan peluang yang sama,” kata Ivan Laxmana, peneliti senior modernisasi militer Asia Tenggara di Institute for International Strategic Studies.
Bahaya bagi diplomat Indonesia bisa jadi adalah gaya bicara Prabowo yang tidak masuk akal mengenai isu-isu kontroversial.
Dalam kunjungannya ke Singapura tahun lalu, ia mengusulkan rencana perdamaian untuk mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina – yang menguntungkan Rusia – yang mengejutkan seluruh pemerintah Indonesia, dicemooh oleh sebagian besar pengamat Barat dan membuat marah warga Ukraina.
Prabowo mencerca standar ganda Barat dalam sebuah forum di bulan November dan menjawab pertanyaan seorang diplomat Italia tentang UE bahwa telah terjadi perubahan di dunia dan bahwa “kita tidak benar-benar membutuhkan Eropa saat ini”.
Dalam memoarnya, mendiang Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew menggambarkan Prabowo sebagai orang yang “cepat namun tidak kenal kompromi dalam keterusterangannya”.
Namun sebagai menteri pertahanan, Prabowo sering mencari jalan tengah dalam persaingan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang ia sebut sebagai teman baik. Para analis mengatakan dia akan mengadopsi pendekatan ini jika dia menang di istana kepresidenan Indonesia, Istana Merdeka.
“Ini merupakan sebuah kemunduran dari sudut pandang kebijakan luar negeri,” kata Lakshmana. “Suatu hari Anda melihat sesuatu yang Anda sukai, lalu di hari lain Anda melihat sesuatu yang tidak Anda sukai. Dengan adanya Prabowo, apa yang Anda peroleh tidak dapat diprediksi dibandingkan kesuksesan Amerika atau Tiongkok.
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Kalbar gelar rapat penanganan karhutla
URTF menyediakan $2 juta untuk Proyek Ketahanan Iklim Nusantara
Menteri Pariwisata Sandhyaka Uno memberikan update mengenai proyek LRT Bali