BENGALURU (Reuters) – Pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia kemungkinan tetap datar pada kuartal pertama karena ekspor komoditas mengimbangi pengeluaran konsumen yang lemah karena pembatasan perjalanan yang diberlakukan untuk membendung penyebaran virus Omicron, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan.
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu tumbuh 5,00% pada periode Januari-Maret, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut perkiraan median dari 19 ekonom yang disurvei.
“Kami memperkirakan permintaan elastis dan keuntungan perdagangan karena () siklus komoditas untuk mengimbangi sebagian dampak dari langkah-langkah mobilitas yang lebih ketat pada kuartal pertama 22 tahun,” kata Radhika Rao, kepala ekonom di DBS.
Secara triwulanan, ekonomi yang kaya sumber daya diperkirakan akan berkontraksi 0,89% pada kuartal terakhir periode tiga bulan sebelumnya, setelah tumbuh 1,06% pada Oktober dan Desember. Itu didasarkan pada sampel harapan yang lebih kecil.
Data tersebut akan dirilis pada 9 Mei.
“Kami memperkirakan PDB berkontraksi setiap kuartal karena pembatasan mobilitas. Kami melihat indikator seperti penjualan ritel, mobilitas, dan PMI manufaktur lebih rendah pada kuartal pertama tahun 22 dibandingkan kuartal sebelumnya,” kata Erman Weiss, ekonom di Danamon Bank.
Selain itu, aktivitas ekonomi Indonesia biasanya lebih rendah di awal tahun dibandingkan di akhir tahun.
Meskipun mencabut sebagian besar aturan karantina untuk mengakhiri dua tahun penutupan perbatasan, Presiden Joko Widodo telah memperingatkan masyarakat Indonesia tentang masa-masa sulit di masa depan di tengah gejolak ekonomi dan politik global.
Hal ini, bersama dengan perlambatan ekonomi di China, mitra dagang terbesar negara itu, mengancam akan menggelincirkan momentum pertumbuhan Indonesia.
Namun, harga komoditas yang lebih tinggi diperkirakan akan menguntungkan Indonesia dan membantu meredam pukulan dari pengetatan moneter global termasuk kenaikan tajam suku bunga Federal AS, yang di masa lalu telah menyebabkan arus keluar modal dan volatilitas dalam rupee.
Bank Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 4,5%-5,3%, dari sebelumnya 4,7%-5,5%, dengan alasan perlambatan pertumbuhan global dan gangguan perdagangan global akibat perang Ukraina-Rusia.
Jajak pendapat Reuters terpisah menemukan bahwa pertumbuhan diperkirakan 5,2 persen tahun ini dan berikutnya, sejalan dengan perkiraan pertumbuhan yang baru-baru ini dipangkas oleh Bank Investasi Internasional dan Dana Moneter Internasional. – Reuters
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian