Jakarta (Antara) – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan tetap kuat di kisaran 4,5-5,3 persen di tengah ketidakpastian global, menurut Bank Indonesia (BI).
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter International Investment Bank, Verman Muchtar, menyatakan pada “Webinar Prospek Pembangunan Asia April 2023 di sini, Selasa.
Perekonomian Indonesia tahun 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen, lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2021 sebesar 3,70 persen.
Mokhtar mencatat bahwa dunia menghadapi banyak tantangan, termasuk konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, kenaikan harga komoditas, dan volatilitas keuangan global.
Dia mencatat bahwa di tengah tantangan tersebut, perekonomian Indonesia masih tumbuh lebih tinggi dibandingkan negara lain.
“Kami percaya bahwa penyebab utama di balik ini adalah surplus neraca perdagangan, yang menciptakan prospek dan kinerja yang lebih baik bagi Indonesia,” katanya.
Mukhtar mengatakan kuatnya pertumbuhan ekonomi didukung stabilitas nilai tukar rupee, terkendalinya inflasi, meningkatnya pertumbuhan kredit, dan sistem keuangan yang tetap sehat.
Dia mencontohkan, likuiditas di sistem perbankan dan perekonomian cukup untuk mendorong kredit atau meningkatkan pembiayaan.
Pada Februari 2023, rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) tercatat sebesar 29,09%.
Pertumbuhan kredit diperkirakan meningkat 10-12 persen pada 2023.
Mukhtar mencatat kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan permintaan ekspor.
Dia mencatat, konsumsi rumah tangga diperkirakan akan meningkat sejalan dengan peningkatan mobilitas lintas wilayah, penjualan ritel, dan kepercayaan konsumen yang membaik.
Prospek permintaan domestik yang meningkat juga dipengaruhi oleh dampak ekspor yang terus membaik. Selain itu, ekspor barang dan jasa diperkirakan lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya sejalan dengan membaiknya prospek ekonomi global.
Hingga Februari 2023, ekspor nonmigas Indonesia tumbuh pesat, dengan peningkatan ekspor batu bara, bijih mineral, dan minyak sawit mentah (CPO) ke China.
Selain itu, Mukhtar mengatakan bahwa meningkatnya kepercayaan bisnis sebagai dampak positif dari terbukanya ekonomi Tiongkok akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Berita terkait: Menkeu menyoroti peran startup dalam mendorong perekonomian
Berita Terkait: Perekonomian Indonesia Tetap Kuat di Tengah Ketidakpastian Global: Resmi
Berita terkait: ASEAN terus berkontribusi sebesar 3% terhadap PDB global: Menteri
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian