Data resmi menunjukkan, pada Jumat, pertumbuhan ekonomi Indonesia mempertahankan lajunya pada kuartal pertama tahun ini, menjelang perlambatan yang diperkirakan akan terjadi karena perlambatan ekspor dan suku bunga yang tinggi.
Perekonomian terbesar di Asia Tenggara tumbuh 5,03% tahun ke tahun pada periode Januari-Maret, naik sedikit dari 5,01 pada tiga bulan sebelumnya, menurut Badan Pusat Statistik.
Pertumbuhan yang berkelanjutan didorong oleh pengeluaran rumah tangga, mineral dan ekspor mineral, dan kembalinya wisatawan, Idi Mahmud, seorang pejabat Badan Pusat Statistik, mengatakan pada konferensi pers.
“Trennya… berada di level 5% yang menandakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil,” ujarnya.
Indonesia pulih dari pandemi virus corona tahun lalu, membukukan tingkat pertumbuhan tertinggi sejak 2013 didukung oleh harga ekspor yang lebih tinggi dan pencabutan pembatasan perjalanan.
Namun rekor harga komoditas tertinggi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina mulai mereda, dan negara-negara termasuk Indonesia terus memperketat kebijakan moneter.
“Kami pikir ekonomi akan kesulitan selama kuartal mendatang,” kata Gareth Leather, kepala ekonom Asia di Capital Economics.
“Perkiraan kami bahwa pertumbuhan global akan berjuang dan harga komoditas akan tetap lemah menunjukkan bahwa ekspor akan tetap lemah.”
Jalloud memperkirakan pertumbuhan tahunan Indonesia akan turun dari 5,3% tahun lalu menjadi 4,8% tahun ini.
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian