Jakarta (Antara) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekosistem kendaraan listrik harus dibangun di dalam Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) karena beberapa negara di kawasan tersebut memiliki sumber daya komponen kendaraan listrik.
“Ekosistem (EV) harus dibangun di ASEAN. Kita punya dua produsen kendaraan listrik di ASEAN: Thailand dan Indonesia,” ujarnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, saat pembahasan KTT ASEAN.
Hartarto mencatat, Thailand dan Indonesia sudah membangun industri kendaraan listrik. Namun, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki sumber daya untuk membuat baterai listrik.
Ia menambahkan, “Namun, satu-satunya negara yang memiliki sumber daya (kendaraan listrik) adalah Indonesia. Dengan pemikiran ini, kami akan membangun ekosistem. Filipina juga memiliki bahan baku untuk kendaraan listrik. Oleh karena itu, kami akan membangun kendaraan listrik. ekosistem bersama.”
Indonesia memegang presidensi ASEAN 2023 tahun ini. Tema kursinya adalah “ASEAN Matters: Focus of Growth”.
Tema tersebut merangkum tiga pilar: ASEAN Matters, Center for Growth, dan Implementasi ASEAN Indo-Pacific Outlook (AOIP).
Di bawah kerangka “Axis of Growth”, Indonesia akan berupaya memastikan pengetatan fleksibilitas energi untuk memberikan dukungan yang memadai bagi transisi dari energi berbasis fosil ke energi yang berkelanjutan dan bersih. Oleh karena itu, Indonesia mendesak ASEAN untuk menciptakan ekosistem yang didedikasikan untuk pengembangan kendaraan listrik di kawasan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pada 5 April 2023 banyak kesepakatan yang akan diselesaikan selama KTT ASEAN ke-42, termasuk kesepakatan pengembangan kendaraan listrik. KTT ASEAN ke-42 akan diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada 10-11 Mei.
Berita terkait: Kementerian Kelautan dan Investasi menggunakan kendaraan listrik dalam armadanya
Berita terkait: 60% kendaraan listrik secara global mengandalkan baterai buatan Indonesia: Widodo
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian