POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Peningkatan Kapasitas AI di Negara Berkembang: Kebijakan, Regulasi & Karir Masa Depan

Peningkatan Kapasitas AI di Negara Berkembang: Kebijakan, Regulasi & Karir Masa Depan

Penulis: Tuhu Nugraha dan Rosaria Mitha Amalia*
Di era digital yang berkembang pesat, kecerdasan buatan (AI) memang menjadi aspek penting bagi negara-negara berkembang seperti India, Brazil, Indonesia, dan Afrika Selatan. Negara-negara ini menjadi tolok ukur penting dalam upaya mengembangkan kemampuan AI. Misalnya, pencapaian India dapat dilihat dari inisiatif seperti Digital India dan National Plan on AI, yang menggarisbawahi komitmen negara tersebut untuk membangun infrastruktur digital yang kuat dan membina sumber daya manusia berkualitas tinggi di bidang AI.

Selain itu, Brasil juga telah membuat kemajuan signifikan dalam penggunaan AI untuk meningkatkan layanan publik dan memecahkan masalah sosial. Secara paralel, Indonesia, dengan jumlah penduduk yang besar dan digitalisasi yang pesat, secara aktif berupaya untuk mengadopsi AI dalam pemerintahan dan dunia usaha. Inisiatif yang patut dicontoh di Indonesia adalah Program Akselerasi Inovasi AI yang memimpin kolaborasi penelitian dan inovasi kecerdasan buatan bernama Corica.

Selain itu, Afrika Selatan juga berfokus pada penelitian AI di berbagai universitas, yang menggambarkan bagaimana pendidikan dan penelitian dapat menjadi kunci pengembangan AI. Keberhasilan negara-negara ini menggarisbawahi bahwa kombinasi kebijakan pemerintah yang cerdas, investasi di bidang pendidikan dan infrastruktur, serta kolaborasi industri dapat mendorong kemajuan signifikan dalam AI.

Namun, negara-negara berkembang juga menghadapi tantangan yang sama dalam lanskap yang didorong oleh AI ini. Tantangan-tantangan tersebut antara lain adalah banyaknya generasi muda, yang seringkali memiliki akses terbatas terhadap pendidikan berkualitas dan peluang pengembangan keterampilan, sehingga menimbulkan kesenjangan keterampilan. Selain itu, kesenjangan ekonomi di negara-negara tersebut dapat semakin memperburuk distribusi manfaat AI yang tidak merata. Mengatasi tantangan-tantangan ini sangat penting untuk memanfaatkan potensi AI secara penuh dan memastikan manfaat yang adil dapat menjangkau semua segmen masyarakat di negara-negara berkembang.

Peraturan pendanaan untuk pendidikan dan penelitian

Negara-negara berkembang harus mengalokasikan dana pemerintah yang besar untuk mendukung pendidikan dan penelitian AI serta mendirikan pusat penelitian di universitas. Di Indonesia, investasi dalam pendidikan AI telah mendorong terciptanya pusat penelitian AI di universitas terkemuka seperti Universitas Padjadjaran melalui Pusat Penelitian AI dan Analisis Big Data (Pusat Riset AI dan Big Data (AIDA)), Institut Teknologi Bandung ( ITB). , dan Universitas Pravijaya, aktif menjalin kerjasama dengan industri sejenis Nvidia, Tokopedia dan Bugaboo. Kolaborasi ini telah menciptakan ekosistem AI dinamis yang mengintegrasikan penelitian akademis dengan kebutuhan industri dan mempercepat adopsi AI di seluruh sektor.

Di Afrika Selatan, Universitas Cape Town (UCT) dan Universitas Witwatersrand telah meluncurkan proyek AI yang ambisius. UCT menawarkan program pascasarjana komprehensif di bidang AI, sedangkan Universitas Witwatersrand melalui Wits Institute of Data Science (WIDS) berfokus pada penelitian dan pelatihan dalam ilmu data dan kecerdasan mesin. Kedua perusahaan menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengembangan AI.

READ  Bupati Indonesia menghadiahkan ITR 100K untuk setiap pemakaman Kovit-19 dan kemudian mengembalikan uang dari penghinaan

Selain itu, kolaborasi penelitian lintas negara dengan negara-negara Selatan (Kerjasama Selatan-Selatan) dan BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) dapat memperkuat kemampuan AI di negara-negara berkembang dalam mengatasi isu-isu spesifik seperti pertanian berkelanjutan. , kesehatan masyarakat dan pengelolaan sumber daya alam, berkontribusi terhadap solusi global yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Peraturan Kerja Sama Akademik-Industri

Kerja sama antara lembaga pendidikan dan industri harus diatur untuk memastikan bahwa kurikulum relevan dengan pasar kerja. Hal ini termasuk melaksanakan program magang dan pelatihan langsung yang selaras dengan perkembangan terkini dalam industri AI. Hal ini memungkinkan lulusan untuk langsung bekerja dan berkontribusi.

Di India, kolaborasi antara akademisi dan industri telah diperkuat melalui inisiatif seperti Digital India dan Skill India, yang mengintegrasikan pendidikan dan teknologi AI ke dalam kurikulum dan memberikan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri. Program-program ini mencakup pelatihan langsung dan magang, memastikan lulusan memiliki keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja AI.

Di Indonesia, proyek unggulan “Merdeka Belajar Kampus Merdeka” (MBKM) yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 2020 merupakan langkah signifikan dalam mengintegrasikan pengalaman profesional ke dalam pendidikan tinggi. MBKM memungkinkan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan di luar kampus, termasuk magang di industri, proyek penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat, semuanya selaras dengan kebutuhan bidang AI. Program Studi Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang merupakan salah satu program utama MBKM membuka kesempatan bagi mahasiswa seluruh Indonesia untuk mendapatkan pengalaman praktik dan memahami dinamika dunia kerja khususnya di bidang AI dan teknologi. . Di Indonesia namun juga di luar negeri.

Insentif finansial untuk investasi AI

Memberikan insentif finansial kepada perusahaan yang berinvestasi pada AI sangatlah penting karena hal ini dapat memacu inovasi dan pengembangan infrastruktur AI. Insentif-insentif ini, seperti keringanan pajak, menjadikan investasi AI lebih menarik bagi sektor swasta, mendorong penelitian dan pengembangan serta adopsi teknologi AI secara luas.

Di India, misalnya, pemerintah telah memberikan insentif finansial kepada perusahaan teknologi dalam anggaran tahunan, termasuk berinvestasi pada penelitian dan pengembangan AI. Di Afrika Selatan, melalui kebijakan seperti “Youth Employment Service” (YES), pemerintah memberikan insentif pajak kepada perusahaan yang menyediakan lapangan kerja dan pelatihan, termasuk di sektor AI. Insentif tersebut tidak hanya mendorong investasi di bidang AI, namun juga membantu pengembangan ekosistem AI yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

READ  Indonesia berusaha untuk mempromosikan integrasi global melalui kepresidenan G20

Program sertifikasi dan lisensi

Pengembangan sistem sertifikasi untuk kursus dan pelatihan AI memainkan peran penting dalam memastikan standar kualitas dan mengakui keahlian yang diperoleh. Misalnya, di Afrika Selatan, Youth Employment Service (YES) dan program pelatihan AI dari Microsoft, serta di Indonesia, “Cloud Skills Boost Program” dari Google Cloud, keduanya menawarkan pelatihan intensif dengan sertifikasi yang diakui industri. Proyek-proyek ini tidak hanya meningkatkan kemampuan AI, namun juga membantu menjembatani kesenjangan keterampilan digital dan pengangguran, sekaligus memperkuat literasi digital di kalangan generasi muda.

Prinsip Perlindungan Data

Dengan kemajuan AI, kebijakan perlindungan data menjadi lebih penting. Untuk memastikan etika dan privasi dijunjung tinggi, pengembangan AI perlu menerapkan peraturan yang ketat dan jelas mengenai penggunaan dan perlindungan data pribadi. Di Brasil, Marco Civil Law melindungi privasi dan data pribadi, termasuk hak untuk menyetujui pemrosesan data dan informasi lengkap tentang perlakuannya. Namun, undang-undang tambahan dianggap perlu untuk memperkuat undang-undang ini. Sementara di Indonesia, Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi akan disahkan pada tahun 2022 dan diterapkan pada tahun 2024, sebuah langkah signifikan dalam pengaturan data pribadi seiring dengan perkembangan teknologi dan AI. Hal ini menunjukkan kesadaran global akan pentingnya keamanan data di era digital.

Meningkatkan ekosistem startup

Negara-negara berkembang harus mendorong pertumbuhan startup yang berfokus pada AI. Hal ini dapat dicapai melalui proses perizinan yang disederhanakan, akses terhadap modal dan dukungan inkubasi. Startup AI memainkan peran penting dalam menciptakan solusi inovatif yang relevan dengan lingkungan lokal. Pentingnya mendorong pertumbuhan startup AI di negara-negara berkembang terletak pada penyediaan solusi yang disesuaikan dengan tantangan lokal, pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, serta menciptakan lingkungan teknologi yang kompetitif. Startup AI menghadirkan inovasi dan teknologi canggih ke pasar lokal, meningkatkan akses terhadap teknologi mutakhir bagi masyarakat, dan berkontribusi dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungan. Misalnya saja di Brazil, strategi pengembangan AI berfokus pada penelitian dan inovasi untuk mengatasi tantangan nasional. Strategi tersebut mencakup enam tujuan utama, termasuk etika AI, inovasi dan kolaborasi lintas sektor, serta memperkuat profil teknologi internasional Brasil. Brasil telah mengadopsi prinsip-prinsip OECD untuk AI yang bertanggung jawab dan telah membentuk jaringan inovasi AI nasional yang melibatkan kolaborasi antara lembaga pemerintah dan pusat penelitian untuk mendukung dan memajukan startup AI.

READ  Patroli Abadi - Komentar

Kampanye pendidikan

Kampanye pendidikan masyarakat mengenai AI sangat penting untuk menghilangkan ketakutan dan kecemasan di era AI. Kampanye-kampanye ini harus menjelaskan pentingnya AI dalam kehidupan sehari-hari, menyoroti peluang di berbagai bidang pekerjaan terkait AI, dan menguraikan keterampilan yang dibutuhkan untuk menggunakan teknologi ini. Pesan-pesan tersebut perlu dikomunikasikan secara konsisten melalui berbagai saluran komunikasi agar mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan melakukan hal ini, kami dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang AI dan menginspirasi lebih banyak orang untuk belajar dan berkontribusi pada era AI dengan lebih percaya diri dan memahami.

Meningkatkan literasi digital di pendidikan tinggi, khususnya terkait AI, sangat penting untuk mempersiapkan siswa menghadapi lanskap digital modern. Untuk mencapai hal ini, universitas perlu mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum mereka dengan memasukkan komponen yang berfokus pada AI di berbagai disiplin ilmu. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang teknologi digital dan sumber daya online, namun juga menekankan pentingnya AI di dunia saat ini. Menyediakan akses terhadap teknologi canggih dan platform pembelajaran online, mengajarkan keterampilan penelitian digital dan literasi media sosial sangatlah penting.

Selain itu, kehadiran pembicara tamu dan pakar industri dapat memberikan wawasan praktis mengenai perkembangan peran AI. Aspek penting dari inisiatif literasi digital ini adalah mengembangkan kemampuan untuk berkolaborasi secara efektif dengan sistem AI. Dengan membekali mahasiswa dengan keterampilan ini, universitas tidak hanya mempromosikan literasi digital, namun juga menciptakan lingkungan yang memastikan mahasiswa mahir menggunakan AI dalam lingkungan akademis dan profesional. Pendekatan holistik terhadap literasi digital ini sangat penting dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dan peluang yang ditimbulkan oleh kemajuan pesat era digital.

Dengan menerapkan kebijakan-kebijakan ini, negara-negara berkembang tidak hanya akan meningkatkan kapasitas mereka dalam bidang AI, namun juga bersiap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di masa depan. Pendekatan ini memastikan bahwa pengembangan AI tidak terbatas pada negara-negara maju saja, namun memberikan manfaat yang signifikan bagi negara-negara berkembang dalam memenuhi kebutuhan unik mereka.

*Rosaria Mita Amalia, Kepala Pusat Pengembangan Karir Universitas Padjadjaran, Wakil Presiden Indonesia Career Center Network (ICCN).